Wednesday, October 29, 2008

Sinar Mas Bantah Babat Hutan Konservasi Harimau Sumatera

Pekanbaru - Pembukan jalan koridor di kawasan hutan Senepis di Kota Dumai sudah melalui proses AMDAL dari pemerintah daerah. Pihak perusahaan Sinar Mas Group (SMG) memiliki komitmen untuk melestarikan hutan konservasi itu.

Penegasan ini disampaikan, Manajer Humas Sinar Mas Forestry, Nurul Huda kepada detikcom, Selasa (21/10/2008) di Pekanbaru dalam menanggapi tudingan perambahan hutan oleh NGO internasional Eyes on the Forest (EoF).

Menurut Nurul, bahwa pembukaan jalan koridor di tengah hutan Senepis untuk mengangkut bahan baku kayu. Namun izin AMDAL untuk koridor tersebut secara resmi sudah disetujui pemerintah terkait.

"Keberadaan kita di sana turut mengamankan kawasan konservasi harimau sumatera. Sebab, kami tahu memang kawasan itu menjadi habitat harimau. Dan pembuatan kanal tersebut telah memenuhi prosedur dan ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah," kata Nurul.

Malah pihak Sinar Mas Group, lanjut Nurul, dalam masalah ini mengajak semua pihak untuk bekerja sama melakukan pengamanan dari aktivitas perambahan di kawasan tersebut.

"Malah dua bulan yang lalu, perusahaan kami bersama pihak Polresta Dumai, menangkap beberapa pelaku illegal logging di kawasan Senepis. Ini bukti komitemen kami dalam pengawasan perambahan hutan di konservasi harimau tersebut," kata Nurul.

Menurut Nurul, jika ada desakan pihak Sinas Mas Group harus menghentikan pembukaan jalan tersebut, maka harus melalui mekanisme yang berlaku. Sebab, pembukaan jalan tersebut sudah melalui mekanisme yang berlaku.

"Kalau kita disuruh menghentikan kegiatan tersebut, apa dasar hukumnya. Karena kami juga bekerja di sana, tidak mungkin tanpa melalui mekanisme yang diterapkan berbagai instansi terkait," kata Nurul.(cha/djo)

sumber : detik.com

TNI Tangkap 13 Warga Malaysia dan Filipina di Perbatasan Kaltim

Samarinda - Aparat TNI di perbatasan berhasil menangkap 13 orang pencuri kayu di perbatasan Kaltim Indonesia dalam kurun waktu 1 bulan terakhir. Ketigabelas pencuri tersebut adalah warga negara Malaysia dan Filipina yang ditangkap di perbatasan Indonesia-Malaysia di wilayah utara pulau Kalimantan Timur.

''Yang mereka curi adalah kayu olahan dan juga kayu gelonggongan.Jumlahnya ribuan meter kubik,'' kata Pangdam VI Tanjungpura Mayjend TNI Tono Suratman saat memberikan keterangan kepada wartawan di rumah makan Tip Top di Balikpapan Kaltim, Selasa (29/10) sore.

Menurut Pangdam, kayu curian yang disita merupakan hasil dari kegiatan patroli rutin yang dilakukan aparat TNI di perbatasan Kaltim-Malaysia sepanjang 2004 kilometer. Selain menyita kayu,aparat TNI juga menyita alat berat berupa buldozer dan excavator.

''Kayu dan alat berat sudah kita serahkan kepada masyarakat setempat untuk digunakan dalam kegiatan pembangunan dan jalan,'' ujar Pangdam.

Lebih lanjut Pangdam menegaskan, pemerintah harus segera merealisasikan peningkatan pembangunan di wilayah di perbatasan paling lambat dimulai tahun 2009 mendatang. Sejumlah wacana dan rencana pembangunan
di perbatasan, dinilai tidak perlu lagi dilontarkan termasuk oleh pakar-pakar.

''Sebab kalau tidak direalisasikan peningkatan pembangunan infrastruktur di perbatasan, masyarakat setempat akan terus membeli di Malaysia karena lebih murah dan lebih dekat. Ini mau sampai kapan?'' ungkap Pangdam.

Ditanya mengenai penjagaan pos perbatasan, Pangdam menuturkan saat ini sebanyak 2 batalion Kodam VI Tanjungpura beserta Kodim dan Koramil menempati 54 pos penjagaan perbatasan di sepanjang 2.004 km
wilayah utara Kaltim.

''Sekarang tidak perlu bicara jumlah ideal personel TNI yang menjaga perbatasan.Sekali lagi saya tegaskan, yang terpenting pembangunan infrastruktur di perbatasan harus segera dilaksanakan. Jangan hanya wacana dan wacana,'' pungkas Pangdam.

(djo/djo)

Source : Detik.com

Monday, October 27, 2008

Kontrak Pembangunan 10 Pembangkit Listrik Senilai 2,047 M Dolar AS Diteken

Selain melakukan peresmian dua lapangan migas dan menyaksikan penandatanganan kontrak migas, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menghadiri acara pembukaan SPE-APOGCE 2007 juga menyaksikan penandatanganan kontrak pembangunan 10 pembangkit listrik dengan total investasi sekitar 2,047 miliar dolar AS.


''Ke 10 proyek itu terdiri lima proyek EPC program percepatan pembangkit listrik 10 ribu MW dan lima murni IPP atau listrik swasta,'' ujar Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, Selasa (30/10) saat jumpa pers. Penandatanganan kontrak dilakukan antara PT PLN dengan para investor dan pengembang. Dari pihak PT PLN diwakili oleh Dirut PT PLN Eddie Widiono Suwondo. Sedang kalangan pengembang dan investor diwakili oleh para pimpinannya masing-masing.

Untuk kontrak EPC masing-masing adalah PLTU 2 NTB (2x25 MW) di Endog, Lombok Barat kontraktor PT Barata Indonesia dengan investasi 69,98 juta dolar AS. PLTU 2 Sulut (2x25 MW) di Moinit, Minahasa Selatan oleh kontraktor PT Wijaya Karya dengan investasi 79,94 juta dolar AS. PLTU Gorontalo (2x25 MW) di Ilangota, Gorontalo Utara oleh Kontraktor PT Meta Epsi senilai 71,4 juta dolar AS.

Kemudian PLTU Lampung (2x100 MW) di Sebalang, Lampung oleh kontraktor konsursium PT Adhi Karya & Jiangxi Electrical Power Design Institute dengan investasi 220,1 juta dolar AS. Serta PLTU 2 Sumatera Utara (2x200 MW) di Pangkalan Susu, Langkat oleh konsursium Guangdong Power Engineering Corp dan PT Nincec Multi Dimensi serta PT Bagus Karya dengan investasi 383 juta dolar AS.

Sedang untuk kontrak IPP masing-masing adalah PLTU Molotabu (2x10 MW) di Gorontalo dengan pengembang PT Tenaga Listrik Gorontalo dengan investasi 20 juta dolar AS. PLTU Kalimantan Timur (2x25 MW) di Samboja, Kaltim oleh PT Indo Ridlatama Power dengan investasi 50 juta dolar AS.

Selanjutnya adalah PLTA Poso (3x65 MW) di Pamona, Poso oleh PT Poso Energy dengan investasi 398,5 juta dolar AS. PLTU Baturaja (2x112,5 MW) di Keban Agung, Sumsel oleh PT Priamanaya Djan International dengan investasi 225 juta dolar AS. Serta PLTP Sarulla (330 MW) di Sarulla, Sumut oleh PT Pertamina Geothermal Energy dan konsursium Medco-Ormat-Itochu.

http://menteri.esdm.go.id/berita_mesdm.php?news_id=460

PLTU Kapasitas 400 MW dibangun di Pangkalan Susu

Gubsu Terima GM PT PLN Pikitring SUAR
General Manager (GM) PT PLN Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumut, Aceh dan Riau (Pikitring SUAR) Indra Pribadi, Jumat (27/6) menemui Gubsu H Syamsul Arifin SE melaporkan persiapan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sumut berkekuatan 400 Megawat di daerah Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat.
"Pembangunan PLTU ini dimaksudkan untuk mengatasi sebagian kekurangan pasokan listrik di Sumut yang selama ini menjadi sorotan masyarakat di daerah ini. Kedua unit mesin pembangkit yang akan dibangun ini masing-masing berkapasitas 200 Megawat. Mesin pembangkit unit satu diharapkan siap dan berproduksi bulan Agustus 2010, sedangkan unit dua akan beroperasi Nopember 2010" jelas Indra Pribadi.

Disebutkan, bahwa dalam proses pembangunannya piha kontrkator melibatkan tenaga kerja lokal sebagai upaya memberdayakan tenaga kerja yang ada di daerah ini, sekaligus membuktikan bahwa pembangunan ini mampu membuka lapangan pekerjaan bagi daerah Sumatera Utara.

Sedangkan tanah untuk lokasi pembangunannya sudah tersedia dan sudah selesai pembebasan yakni seluas 105 ha, dan saat ini sedang dilakukan land clearing, termasuk pembangunan akses jalan ke lokasi.

Menurut staf perencanaan PT PLN Pikitring SUAR Robert, mesin pembangkit PLTU ini akan dibangun oleh 3 konsorsium yakni kontraktor Chuan Dong dari China, PT Bagus Karya Jakarta dan PT Nincek Bandung dengan nilai kontrak sebesar US$ 270 juta.

Sementara itu Gubsu H Syamsul Arifin SE mengatakan pembangunan pembangkit PLTU ini merupakan prioritas dan harus didorong untuk selesai tepat waktu, sekaligus memberikan beberapa petunjuk guna mempercepat selesainya pembangunan mesin pembangkitnya.

"Kita harapkan pembangunan ini dapat segera terlaksana, karena kita di Sumut sudah sangat kekurangan pasokan listrik, sehingga banyak kegiatan perekonomian masyarakat yang terganggu. Dan kalalu tidak segera diatasi akan semakin memperburuk situasi perekonomian masyarakat dan menjadi titik lemah bagi pertumbuhan investasi," ujar Gubsu yang didampingi Kabid Humas Pimpinan Drs Maringan L Tobing.

Gubsu juga mengingatkan pihak PT PLN untuk tetap memprioritaskan pemenuhan kebutuhan listrik bagi masyarakat karena seringnya terjadi pemadaman listrik sangat berpengaruh terhadap sendi-sendi kehidupan perekonomian dan perkembangan iklim investasi di Sumut.

Ditegaskan, pembangunan pembangkit energi listrik merupakan program prioritas bagi Sumut. Untuk itu kita terus terus berupaya untuk melakukan langkah-langkah strategis sekalgus mendorong pihak PT PLN untuk mencari solusi guna penyelesaian masalah kekurangan pasokan listrik di daerah ini.



http://www.indonesia.go.id/id/index.php?option=com_content&task=view&id=7688&Itemid=851

Investor Tiongkok Bangun PLTU di NTT

[KUPANG] Seluruh mesin Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang akan dibangun di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), menggunakan mesin buatan Tiongkok karena tender pengadaannya dimenangkan investor Tiongkok. Demikian General Manager PT PLN Wilayah NTT, Amir Rosidin kepadaSP, di Kupang, Sabtu (28/6) pagi.

Dijelaskan, saat ini sedang dilaksanakan pembangunan PLTU di Ropa, utara Kabupaten Ende dengan kapasitas 2 x 7 megawatt (MW). Sementara itu, dipastikan pembangunan PLTU 2 x 15 MW di Bolok (Kupang) dan 4 x 6 MW di Atambua (Kabupaten Belu) yang berbatasan dengan Timor Leste. Sehingga, kebutuhan pelayanan listrik bagi masyarakat dapat terpenuhi.

Ia mengakui, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat NTT, PLN mengoperasikan 415 unit Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), melayani 204.620 pelanggan dengan daya terpasang 105,28 MW. Terdiri dari 140.862 pelanggan rumah tangga (66 persen), 31.332 pelanggan bisnis (16 persen), 8.472 pelanggan industri (4 persen), dan sisanya 26.100 pelanggan sosial, pemerintah dan lainnya (14 persen).

Menurut Amir, saat ini rasio elektrifikasi masih 25 persen. Di mana, 16 wilayah kecamatan yang belum tersentuh pelayanan listrik karena kondisi geografis wilayah yang terdiri atas 566 buah pulau kecil dan besar. Kondisi inilah yang cukup menyulitkan PLN untuk melakukan pengembangan, terutama membangun PLTD baru.

Dijelaskan, seluruh mesin pembangkit yang ada saat ini sudah berusia rata-rata di atas 15 tahun. Sehingga, diperlukan adanya penambahan pembangkit baru agar dapat memenuhi kebutuhan listrik masyarakat. Sedangkan, untuk kestabilan pelayanan listrik akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), secara bertahap dilakukan konversi BBM dari jenis High Speed Diesel (HSD) ke jenis Marine Fluid Oil (MFO)yang harganya jauh lebih murah.

Selain itu, lanjutnya, pihaknya akan terus mendorong realisasi pembangunan sejumlah PLTU yang sudah diprogramkan, termasuk pembangunan Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu berkapasitas 2 x 2,5 MW serta pengoperasian PLTP Mataloko yang berkapasitas 2,5 MW. Selain itu, segera dibangun pula Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) berkapasitas 2 MW di Kapan, Timor Tengah Selatan.

Selektif

Ia menambahkan, pihaknya tidak menutup penyambungan bagi pelanggan baru, meskipun terdapat kekurangan daya. Penyambungan dilakukan secara selektif, disesuaikan dengan kemampuan daerah. Kepada calon pelanggan yang masih tercatat dalam daftar tunggu, diharapkan dapat bersabar hingga dapat terlayani setelah penambahan pembangkit baru tersebut.

PLN segera bersurat ke sejumlah sekolah teknik (kejuruan) di daerah pembangunan PLTU, agar menyiapkan 10 siswa terbaik untuk diseleksi dan diberikan pelatihan di sejumlah PLTU yang sudah beroperasi di dalam negeri.

Para siswa terbaik tersebut, selanjutnya akan dipekerjakan sementara (magang) di PLTU di Tiongkok dalam rangka transfer teknologi. Mereka juga akan dilibatkan pada saat pemasangan instalasi PLTU serta pengetesan mesin. Sehingga diharapkan, mereka dapat mengatasi gangguan ketika PLTU mulai beroperasi secara maksimal.

Sementara itu, PT PLN Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara (Sumut), Aceh, dan Riau (Pikitring Suar) akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sumut berkekuatan 400 MW di daerah Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Sumut.

Pembangunan PLTU ini dimaksudkan untuk mengatasi sebagian kekurangan pasokan listrik di Sumut yang selama ini menjadi sorotan masyarakat. Kedua unit mesin pembangkit yang akan dibangun ini masing-masing berkapasitas 200 MW. Mesin pembangkit unit satu diharapkan siap dan berproduksi Agustus 2010, sedangkan unit dua akan beroperasi November 2010, kata General Manager PT PLN Pikitring Suar, Indra Pribadi seusai menemui Gubernur Sumut H Syamsul Arifin, di Medan, Jumat (27/6).

Mesin pembangkit PLTU tersebut akan dibangun oleh 3 konsorsium yakni kontraktor Chuan Dong dari Tiongkok, PT Bagus Karya Jakarta dan PT Nincek Bandung dengan nilai kontrak sebesar US$ 270 juta.

Saat ini dikatakan tanah untuk lokasi pembangunannya sudah tersedia dan sudah selesai pembebasan yakni seluas 105 ha, dan saat ini sedang dilakukan land clearing, termasuk pembangunan akses jalan ke lokasi.

Dalam proses pembangunannya pihak kontraktor melibatkan tenaga kerja lokal sebagai upaya memberdayakan tenaga kerja yang ada di daerah ini, sekaligus membuktikan bahwa pembangunan ini mampu membuka lapangan pekerjaan bagi daerah Sumut, katanya. [120/151]

http://www.koranindonesia.com/2008/06/28/investor-tiongkok-bangun-pltu-di-ntt/

PLTA Asahan I dan PLTU Sarulla Harus Digalakkan Atasi Kekurangan Energi Listrik di Sumut

Komisi VII DPR RI mengatakan PLTA Asahan I, dan PLTU Panas Bumi Sarulla dan Pembangkit Listrik lainnya di Sumut harus digalakkan untuk mengatasi kekurangan energi listrik di Sumatera Utara. "Kita Komisi VII DPR RI sangat konsern dengan masalah listrik dan lingkungan hidup di Sumut, terutama di kawasan Danau Toba agar tetap terjaga kelestariannya. Untuk itu kita sengaja datang ke daerah ini untuk mengawasi dan melihat perkembangan penangannya," Hal itu disampaikan Drs H Sutan Bhatoegana MM Ketua Tim Kunjungan Komisi VII DPR RI bidang energi dan sumber daya mineral, lingkungan hidup dan riset tehnologi ketika mengadakan pertemuan dengan Gubsu H Syamsul Arifin SE dan Pejabat terkait lainnya, Senin (21/7) di Ruang Rapat Beringin Lantai VIII Kantor Gubsu.

Selain itu melalui peran Komisi VII DPR RI pemerintah juga telah memberikan bantuan ke daerah peralatan seperti peralatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya, sumur pompa air bagi daerah yang sulit dijangkau PD AM, dan juga awasi serta desak PLN untuk serius menangani kekurangan energi listrik, termasuk masalah proyek pertambangan yang belum jalan di Sumut.

Sementara itu, Gubsu H Syamsul Arifin mengatakan masalah enerji sudah mengIndonesia, terutama listrik. Sebenarnya dengan ketersediaan sumber energi kita tidak sampai kekurangan kalau dimanaje dengan baik dan penuh kejujuran.

Tentang sumber energi listrik di Sumut, kepada Tim, Gubsu menjelaskan bahwa ada beberapa pembangkit yang sedang dalam proses pembangunan sekatrang ini seperti PLTU Batubara di Langkat 400 MW , PLT Uap di Sarulla dan PLTA Asahan I yang menurut shedule akan beroperasi secara bertahan hingga tahun 2010. Jadi hanya masalah proses penyelesaiannya yang butuh waktu, sedangkan kebutuhan kita saat ini sangat mendesak.

Untuk mengatasi sementara Gubsu dengan pihak PT PLN Sumut akan lakukan penertiban pencurian arus listrik, mulai dari pencurian skala kecil maupun yang besar, karena menurut pengamatannya dan dari laporan yang diterima banyak pencurian listrik di daerah ini sehingga memperparah krisi energi listrik di Sumut.

"Dalam waktu dekat kita akan lakukan operasi Oval dengan sungguh-sungguh dengan melibatkat instansi terkait untuk tindakan membuat orang jera," ujar Gubsu serius sembari mengatakan perlu sosialisasi dengan melibatkan pemuka agama tentang mencuri listrik adalah dosa.

Gubsu juga mempertanyakan janji Dirut PT PLN baru-baru ini yang memberi jaminan dalam tempo 2 bulan listrik tidak terjadi pemadaman lagi.

Mengenai lingkungan hidup Gubsu mengingatkan agar penanaman kebun sawit perlu ditata dan dibatasi arealnya karena pohon sawit itu rakus air, satu pohon serap air 40 liter per hari sehingga bisa mengkuras persediaan air di Sumut, dan kalau tidak dibatasi akan terjadi krisis air di daerah ini. Untuk itu perlu pengkajian mendalam jangan kehidupan rakyat jadi menderita dimasa depan.

Laporan Kinerja Bappeda Provinsi Sumatera Utara

I. Pendahuluan
Sehubungan dengan surat Bapak Gubernur Sumatera Utara tanggal 24 September 2004 Nomor : 489/1350/BIK/2004 dan tanggal 21 Oktober 2004 Nomor : 487/BIK/X/2004, bersama ini kami laporkan minggu ke III dari Bappeda Tentang Perekonomian Sumatera Utara.

1. Kondisi Umum
A.1 PEREKONOMIAN SUMATERA UTARA
1. Pertumbuhan Ekonomi
• Realisasi : 6,18%
• Target Tahun 2007 : 7,02%
2. PDRB-Berlaku
• Realisasi : 160,03%
• Target Tahun 2007 : 175,26%
3. PDRB Konstan 2000
• Realisasi : 93,33%
• Target Tahun 2007 : 100,62%
4. PDRB Perkapita Harga Berlaku
• Realisasi : 12,66%
• Target Tahun 2007 : 13,73%
5. Nilai Ekspor
• Realisasi : 5,52%
• Target Tahun 2007 : 4,45%
6. Volume Ekspor
• Realisasi : 8,70%
• Target Tahun 2007 : 8,39%


7. Nilai Impor
• Realisasi : 1,46%
• Target Tahun 2007 : 1,63%
8. Volume Impor
• Realisasi : 4,40%
• Target Tahun 2007 : 3,74%
9. Inflasi
• Realisasi : 6,11%
• Target Tahun 2007 : 6,50%

B. KONDISI KESEJAHTERAAN RAKYAT
1. Tingkat Pengangguran Terbuka
• Realisasi : 11,51%
• Target Tahun 2007 : 10,00%
2. Jumlah Penduduk Miskin
• Realisasi : 15,66%
• Target Tahun 2007 :12,70%
3. Indeks Pembangunan Manusia
• Realisasi : 72,40%
• Target Tahun 2007 : 72,60%
4. Tingkat Melek Huruf
• Realisasi : 97,45%
• Target Tahun 2007 : 97,50%
5. Rata-Rata Lama Sekolah
• Realisasi : 9,20%
• Target Tahun 2007 : 9,40%
6. Tingkat Kesakitan
• Realisasi : 17,00%
• Target Tahun 2007 : 16,00%
7. Angka Harapan Hidup
• Realisasi : 70,20%
• Target Tahun 2007 : 70,50%
8. Tingkat Kelahiran (TFR)
• Realisasi : 2,58%
• Target Tahun 2007 : 2,53%
9. Angka Kematian Bayi (MR)
• Realisasi : 28,20%
• Target Tahun 2007 : 26,90%

C. DANA APBN TAHUN 2006 DAN TAHUN 2007 DI PEMPROVSU.
Rekapitulasi Dana Dipa TA.2006 dan 2007 Provinsi Sumatera Utara

I. Sektoral (KP/KD)
• Pagu Dana TA. 2006 : 3.868.239,64
• Pagu Dana TA. 2007 : 6.125.171,67
• Persentase Kenaikan/Penurunan : 58,35%
II. Dekonsentrasi
• Pagu Dana TA. 2006 : 1.472.997,60
• Pagu Dana TA. 2007 : 1.313.678,31
• Persentase Kenaika/Penurunan : 10,82%
III. Tugas Pembantuan
• Pagu Dana TA. 2006 : 216.709,94
• Pagu Dana TA. 2007 : 480.737,81
• Persentase Kenaikan/Penurunan : 121,83%

IV. Dana Pembangunan
• Pagu Dana TA. 2006 : 8.979.532,00
• Pagu Dana TA. 2007 : 10.532.176.00
• Persentase Kenaikan/Penurunan : 17,29%

A. Dana Alokasi Umum
• Pagu Dana TA. 2006 : 8.333.587,00
• Pagu Dana TA. 2007 : 9.511.977,00
• Persentase Kenaikan/Penurunan : 14,14%
B. Sraa Dana Alokasi Khusus
• Pagu Dana TA. 2006 : 645.945,00
• Pagu Dana TA. 2007 : 1.020.199,00
• Persentase Kenaikan/Penurunan : 57,94%

Jumlah
• Pagu Dana TA. 2006 : 14.537.479,18
• Pagu Dana TA. 2007 : 18.451.763,79
• Persentase Kenaikan/Penurunan : 26,93%

C.1. ALIRAN DANA SEKTORAL
DANA SEKTORAL TAHUN 2006 & 2007
PER PROVINSI / KABUPATEN / KOTA SUMATERA UTARA

1. Provinsi Sumatera Utara
• TA. 2006 (Juta Rp) : 2.517.905,00
• TA. 2007 (Juta Rp) : 3.385.193,40
• Persen Kenaikan / Penurunan : 34,44%


1. Kab. Deli Serdang
• TA.2006 (Juta Rp) : 85.470,34
• TA.2007 (Juta Rp) : 112.066,35
• Persen Kenaikan / Penurunan : 31,12%
2. Kab. Serdang Bedagai
• TA. 2006 (Juta Rp) : 3.275,43
• TA. 2007 (Juta Rp) : 12.525,10
• Persen Kenaikan / Penurunan : 282,40%
3. Kab. Langkat
• TA. 2006 (Juta Rp) : 18.588,07
• TA. 2007 (Juta Rp) : 25.886,91
• Persen Kenaikan / Penurunan : 39,27%
4. Kab. Asahan
• TA. 2006 (Juta Rp) : 28.321,33
• TA. 2007 (Juta Rp) : 25.079,37
• Persen Kenaikan / Penurunan : 11,45%
5. Kab. Labuhan Batu
• TA. 2006 (Juta Rp) : 22.252,65
• TA. 2007 (Juta Rp) : 26.819,34
• Persen Kenaikan / Penurunan : 20,52%
6. Kab. Simalungun
• TA. 2006 (Juta Rp) : 11.084,77
• TA. 2007 (Juta Rp) : 18.633,49
• Persen Kenaikan / Penurunan : 68,10%
7. Kab. Tobasa
• TA. 2006 (Juta Rp) : 9.720,49
• TA. 2007 (Juta Rp) : 10.570,24
• Persen Kenaikan / Penurunan : 8,74%
8. Kab. Humbahas
• TA. 2006 (Juta Rp) :1.308,18
• TA. 2007 (Juta Rp) : 4.280,63
• Persen Kenaikan / Penurunan : 227,22%
10. Kab. Tapanuli Utara
• TA. 2006 (Juta Rp) : 53.443,93
• TA. 2007 (Juta Rp) : 34.351,06
• Persen Kenaikan / Penurunan : 35,73%
11. Kab. Tapanuli Selatan
• TA. 2006 (Juta Rp) : 12.141,09
• TA. 2007 (Juta Rp) : 11.413,35
• Persen Kenaikan / Penurunan : 5,99%
12. Kab. Mandailing Natal
• TA. 2006 (Juta Rp) : 10.966,44
• TA. 2007 (Juta Rp) : 18.373,52
• Persen Kenaikan / Penurunan : 67,54%
13. Kab. Tapanuli Tengah
• TA. 2006 (Juta Rp) : 12.151,95
• TA. 2007 (Juta Rp) : 20.141,73
• Persen Kenaikan / Penurunan : 65,75%
14. Kab. Nias
• TA. 2006 (Juta Rp) : 21.655,19
• TA. 2007 (Juta Rp) : 993.542,90
• Persen Kenaikan / Penurunan : 4.488,01
15. Kab. Nias Selatan
• TA. 2006 (Juta Rp) : 9.020,39
• TA. 2007 (Juta Rp) : 270.905,29
• Persen Kenaikan / Penurunan : 2.903,26%
16. Kab. Karo
• TA. 2006 (Juta Rp) : 14.027,59
• TA. 2007 (Juta Rp) : 15.803,06
• Persen Kenaikan / Penurunan : 12,66%
17. Kab. Dairi
• TA. 2006 (Juta Rp) : 9.671,43
• TA. 2007 (Juta Rp) : 15.416,61
• Persen Kenaikan / Penurunan : 59,40%
18. Kab. Pakpak Bharat
• TA. 2006 (Juta Rp) : 1.130,30
• TA. 2007 (Juta Rp) : 5.690,33
• Persen Kenaikan / Penurunan : 403,43%
19. Kab. Samosir
• TA. 2006 (Juta Rp) : 1.813,43
• TA. 2007 (Juta Rp) : 6.413,20
• Persen Kenaikan / Penurunan : 253,65%
20. Kota Medan
• TA. 2006 (Juta Rp) : 864.666,33
• TA. 2007 (Juta Rp) : 938.524,39
• Persen Kenaikan / Penurunan : 8,54%
21. Kota Binjai
• TA. 2006 (Juta Rp) : 19.274,66
• TA. 2007 (Juta Rp) : 17.367,19
• Persen Kenaikan / Penurunan : 9,90%
22. Kota Tanjung Balai
• TA. 2006 (Juta Rp) : 22.070,70
• TA. 2007 (Juta Rp) : 20.255,87
• Persen Kenaikan / Penurunan : 8,22%
23. Kota Tebing T inggi
• TA. 2006 (Juta Rp) :16.825,50
• TA. 2007 (Juta Rp) : 16.690,92
• Persen Kenaikan / Penurunan : 0,80%
24. Kota Pematang Siantar
• TA. 2006 (Juta Rp) : 36.798,37
• TA. 2007 (Juta Rp) : 42.608,11
• Persen Kenaikan / Penurunan : 15,79%
25. Kota Sibolga
• TA. 2006 (Juta Rp) : 32.011,35
• TA. 2007 (Juta Rp) : 41.526,75
• Persen Kenaikan / Penurunan : 29,735%
26. Kota Padang Sidempuan
• TA. 2006 (Juta Rp) : 32.644,75
• TA. 2007 (Juta Rp) : 35.092,57
• Persen Kenaikan / Penurunan : 7,50%

Total
• TA. 2006 (Juta Rp) : 3.868.239,64
• TA. 2007 (Juta Rp) : 6.125.171,67
• Persen Kenaikan / Penurunan : 58,35%

C.II. Aliran Dana Dekonsentrasoi
DANA DEKONSETRASI TAHUN 2006 & 2007
PER PROVINSI / KABUPATEN / KOTA SUMATERA UTARA

1. Provinsi Sumatera Utara
• TA. 2006 (Juta Rp) : 1.456.937,60
• TA. 2007 (Juta Rp) : 1.308.826,37
• Persen Kenaikan / Penurunan : 10,17%
2. Kab. Deli Serdang
• TA.2006 (Juta Rp) : 1.055,51
• TA.2007 (Juta Rp) : -
• Persen Kenaikan / Penurunan : 100,00%
3. Kab. Serdang Bedagai
• TA. 2006 (Juta Rp) : -
• TA. 2007 (Juta Rp) : -
• Persen Kenaikan / Penurunan : -
4. Kab. Langkat
• TA. 2006 (Juta Rp) : 1.011,91
• TA. 2007 (Juta Rp) : -
• Persen Kenaikan / Penurunan : 100,00%
5. Kab. Asahan
• TA. 2006 (Juta Rp) : 946,47
• TA. 2007 (Juta Rp) : -
• Persen Kenaikan / Penurunan : 100,00%

6. Kab. Labuhan Batu
• TA. 2006 (Juta Rp) : 888,14
• TA. 2007 (Juta Rp) : -
• Persen Kenaikan / Penurunan : 100,00%
7. Kab. Simalungun
• TA. 2006 (Juta Rp) : -
• TA. 2007 (Juta Rp) : -
• Persen Kenaikan / Penurunan : -
8. Kab. Tobasa
• TA. 2006 (Juta Rp) : 506,43
• TA. 2007 (Juta Rp) : -
• Persen Kenaikan / Penurunan : -
9. Kab. Humbahas
• TA. 2006 (Juta Rp) : -
• TA. 2007 (Juta Rp) : 150,00
• Persen Kenaikan / Penurunan : 100,00%
10. Kab. Tapanuli Utara
• TA. 2006 (Juta Rp) : 643,87
• TA. 2007 (Juta Rp) : -
• Persen Kenaikan / Penurunan : 100,00%
11. Kab. Tapanuli Selatan
• TA. 2006 (Juta Rp) : 1.065,94
• TA. 2007 (Juta Rp) : -
• Persen Kenaikan / Penurunan : 100,00%
12. Kab. Mandailing Natal
• TA. 2006 (Juta Rp) : 989,26
• TA. 2007 (Juta Rp) : -
• Persen Kenaikan / Penurunan : 100,00%

13. Kab. Tapanuli Tengah
• TA. 2006 (Juta Rp) : 518,55
• TA. 2007 (Juta Rp) : -
• Persen Kenaikan / Penurunan : 100,00%
14. Kab. Nias
• TA. 2006 (Juta Rp) : 913,17
• TA. 2007 (Juta Rp) : 400,00
• Persen Kenaikan / Penurunan : 56,20%
15. Kab. Nias Selatan
a. TA. 2006 (Juta Rp) : 804,60
b. TA. 2007 (Juta Rp) : -
c. Persen Kenaikan / Penurunan : 100,00%
16. Kab. Karo
• TA. 2006 (Juta Rp) : 668,38
• TA. 2007 (Juta Rp) : -
• Persen Kenaikan / Penurunan : 100,00%
17. Kab. Dairi
• TA. 2006 (Juta Rp) : 916,23
• TA. 2007 (Juta Rp) : -
• Persen Kenaikan / Penurunan : 100,00%
18. Kab. Pakpak Bharat
• TA. 2006 (Juta Rp) : 493,37
• TA. 2007 (Juta Rp) : -
• Persen Kenaikan / Penurunan : 100,00%
19. Kab. Samosir
• TA. 2006 (Juta Rp) : 630,17
• TA. 2007 (Juta Rp) : 300,00
• Persen Kenaikan / Penurunan : 52,39%

20. Kota Medan
• TA. 2006 (Juta Rp) : 1.539,90
• TA. 2007 (Juta Rp) : 4.001,94
• Persen Kenaikan / Penurunan : 159,88%
21. Kota Binjai
• TA. 2006 (Juta Rp) : 576,13
• TA. 2007 (Juta Rp) : -
• Persen Kenaikan / Penurunan : 100,00%
22. Kota Tanjung Balai
• TA. 2006 (Juta Rp) : 547,00
• TA. 2007 (Juta Rp) : -
• Persen Kenaikan / Penurunan : 100,00%
23. Kota Tebing T inggi
• TA. 2006 (Juta Rp) : 456,28
• TA. 2007 (Juta Rp) : -
• Persen Kenaikan / Penurunan : 100,00%
24. Kota Pematang Siantar
• TA. 2006 (Juta Rp) : 405,36
• TA. 2007 (Juta Rp) :
• Persen Kenaikan / Penurunan : 100,00%
25. Kota Sibolga
• TA. 2006 (Juta Rp) : -
• TA. 2007 (Juta Rp) : -
• Persen Kenaikan / Penurunan : -
26. Kota Padang Sidempuan
• TA. 2006 (Juta Rp) : 483,33
• TA. 2007 (Juta Rp) : -
• Persen Kenaikan / Penurunan : 100,00%
Total
• TA. 2006 (Juta Rp) : 1.472.997,60
• TA. 2007 (Juta Rp) : 1.313.678,31
• Persen Kenaikan / Penurunan : 10,82%

C.III. Aliran Dana Perimbangan (DAK)
DANA PERIMBANGAN (DAK) TAHUN 2006 & 2007
PER PROVINSI / KABUPATEN / KOTA SUMATERA UTARA

1. Provinsi Sumatera Utara
• TA. 2006 (Juta Rp) : -
• TA. 2007 (Juta Rp) : -
• Persen Kenaikan / Penurunan : -
2. Kab. Deli Serdang
• TA.2006 (Juta Rp) : 30.280,00
• TA.2007 (Juta Rp) : 56.200,00
• Persen Kenaikan / Penurunan : 92,21%
3. Kab. Serdang Bedagai
• TA. 2006 (Juta Rp) : 23.670,00
• TA. 2007 (Juta Rp) : 39.038,00
• Persen Kenaikan / Penurunan : 64,93%
4. Kab. Langkat
• TA. 2006 (Juta Rp) : 29.530,00
• TA. 2007 (Juta Rp) : 50.441,00
• Persen Kenaikan / Penurunan : 70,81%
5. Kab. Asahan
• TA. 2006 (Juta Rp) : 34.650,00
• TA. 2007 (Juta Rp) : 61.445,00
• Persen Kenaikan / Penurunan : 77,33%
6. Kab. Labuhan Batu
• TA. 2006 (Juta Rp) : 32.120,00
• TA. 2007 (Juta Rp) : 10.616,00
• Persen Kenaikan / Penurunan : 66,95%
7. Kab. Simalungun
• TA. 2006 (Juta Rp) : 32.920,00
• TA. 2007 (Juta Rp) : 59.279,00
• Persen Kenaikan / Penurunan : 80,07%
8. Kab. Tobasa
• TA. 2006 (Juta Rp) : 26,270,00
• TA. 2007 (Juta Rp) : 55.361,00
• Persen Kenaikan / Penurunan : 110,74%
9. Kab. Humbahas
• TA. 2006 (Juta Rp) : 25.580,00
• TA. 2007 (Juta Rp) : 32.792,00
• Persen Kenaikan / Penurunan : 28,19%
10. Kab. Tapanuli Utara
• TA. 2006 (Juta Rp) : 28.430,00
• TA. 2007 (Juta Rp) : 45.213,00
• Persen Kenaikan / Penurunan : 59,03%
11. Kab. Tapanuli Selatan
• TA. 2006 (Juta Rp) : 40.980,00
• TA. 2007 (Juta Rp) : 66.721,00
• Persen Kenaikan / Penurunan : 62,81%
12. Kab. Mandailing Natal
• TA. 2006 (Juta Rp) : 27.395,00
• TA. 2007 (Juta Rp) : 52.844,00
• Persen Kenaikan / Penurunan : 92,90%

13. Kab. Tapanuli Tengah
• TA. 2006 (Juta Rp) : 25.100,00
• TA. 2007 (Juta Rp) : 37.692,00
• Persen Kenaikan / Penurunan : 50,17%
14. Kab. Nias
• TA. 2006 (Juta Rp) : 32.290,00
• TA. 2007 (Juta Rp) : 83.350,00
• Persen Kenaikan / Penurunan : 96,19%
15. Kab. Nias Selatan
• TA. 2006 (Juta Rp) : 31.370,00
• TA. 2007 (Juta Rp) : 50.281,00
• Persen Kenaikan / Penurunan : 60,28%
16. Kab. Karo
• TA. 2006 (Juta Rp) : 26.660,00
• TA. 2007 (Juta Rp) : 47.999,00
• Persen Kenaikan / Penurunan : 80,04%
17. Kab. Dairi
• TA. 2006 (Juta Rp) : 30.320,00
• TA. 2007 (Juta Rp) : 46.832,00
• Persen Kenaikan / Penurunan : 54,46%
18. Kab. Pakpak Bharat
• TA. 2006 (Juta Rp) : 28.840,00
• TA. 2007 (Juta Rp) : 35.286,00
• Persen Kenaikan / Penurunan : 22,35%
19. Kab. Samosir
• TA. 2006 (Juta Rp) : 29.410,00
• TA. 2007 (Juta Rp) : 48.337,00
• Persen Kenaikan / Penurunan : 64,36%
20. Kota Medan
• TA. 2006 (Juta Rp) : 20.480,00
• TA. 2007 (Juta Rp) : 8.514,00
• Persen Kenaikan / Penurunan : 58,43%
21. Kota Binjai
• TA. 2006 (Juta Rp) : 19.770,00
• TA. 2007 (Juta Rp) : 22.386,00
• Persen Kenaikan / Penurunan : 13,23%
22. Kota Tanjung Balai
• TA. 2006 (Juta Rp) : 16.910,00
• TA. 2007 (Juta Rp) : 25.515,00
• Persen Kenaikan / Penurunan : 50,89%
23. Kota Tebing T inggi
• TA. 2006 (Juta Rp) : 15.170,00
• TA. 2007 (Juta Rp) : 24.474,00
• Persen Kenaikan / Penurunan : 61,33%
24. Kota Pematang Siantar
• TA. 2006 (Juta Rp) : 16.620,00
• TA. 2007 (Juta Rp) : 25.278,00
• Persen Kenaikan / Penurunan : 52,09%
25. Kota Sibolga
• TA. 2006 (Juta Rp) : 9.000,00
• TA. 2007 (Juta Rp) : 26.739,00
• Persen Kenaikan / Penurunan : 197,10%
26. Kota Padang Sidempuan
• TA. 2006 (Juta Rp) : 12.180,00
• TA. 2007 (Juta Rp) : 25.566,00
• Persen Kenaikan / Penurunan : 109,90%

Total
• TA. 2006 (Juta Rp) : 645.945,00
• TA. 2007 (Juta Rp) : 1.020.199,90
• Persen Kenaikan / Penurunan : 57,94%

II. GRAND STRATEGI SUMATERA UTARA
1. PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA UTARA 2007.
Peningkatan percepatan pembangunan infrastruktur.
Peningkatan aksesibilitas dan kualitas pendidikan dan kesehatan.
Revitalisasi pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan kelautan, kehutanan dan pembangunan perdesaan

2. PELAKSANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN LINTAS WILAYAH PROVINSI MAUPUN KABUPATEN/KOTA
a. Mebidang – RO.
b. Agropolitan dataran tinggi bukit barisan (9 kab / kota).
c. Agromarinepolitan pesisir, pulau-pulau kecil dan pulau terluar (16 kab / kota).
d. Pola sharing pendanaan pendidikan dan kesehatan.
e. Kerjasama pembangunan jalan rawasaring
(Tj. Morawa – Saribudolok – Tongging) lingakr luar Danau Toba.
• Pengembangan pelabuhan Tanjung Balai – Asahan.
• Kerjasama penerbangan ke wilayah P.Barat (Aek Godang dan Binaka) serta dataran tinggi (Silangit dan Sibisa).
• Kerjasama promosi bersama daerah tujuan wisata Danau Toba.
• Pengembangan agribisnis jagung dengan PTPN dan pengusaha swasta (Dalam dan Luar Negeri).
• Kerjasama pembangunan jalan sejajar mebidang.
• Jalan pesisir timur untuk pembangunan program agromarinepolitan (Langkat – Labuhan Batu ± 560 Km).

3. KEBIJAKAN NASIONAL DI DAERAH.
1. PRO – GROWTH : Meningkatkan pertumbuhan dengan mengutamakan ekspor dan investasi (pertumbuhan ekonomi yang berkualitas)
2. PRO – JOB : Menggerakkan sektor riil untuk menciptakan lapangan kerja (penurunan angka pengangguran).
3. PRO – POOR : Revitalisasi pertanian, kehutanan, kelautan dan ekonomi perdesaan.

III.. Proyek-proyek Pembangunan Prioritas di Sumatera Utara.
a. Pembangunan jalan tol Medan – Binjai (± 20 Km).
b. Pembangunan jalan tol Tj. Morawa – Tebing Tinggi (59,5 Km).
c. Pembangunan jalan akses non tol Simpang Kayu Besar – Bandara Kuala Namu (14,5 Km).
d. Pembangunan jalur kereta api Aras Kabu – Bandara Kuala Namu dan pembangunan Terminal CITY CHECKIN di Sumatera Utara.
e. Percepatan pembangunan Bandara Kuala Namu.
f. Pembangunan pembangkit listrik:
- PLTA Asahan III : 2 x 47 MW diharapkan selesai tahun 2011.
- PLTA Labuhan Angin : 2 x 119 MW di harapkan selesai tahun 2008.
- PLTP Sarulla 330 MW (13 Sumur) diharapkan selesai tahap awal tahun 2009 dengan kapasitas 50 MW.
- PLTU Langkat : 2 x 200 MW diharapkan selesai Desember 2009.
g. Pembangunan di sektor pengairan antara lain, DAM LAU SIMEME.

IV. Penutup
Demikian kami sampaikan laporan kegiatan Bapedda Provinsi Sumatera Utara dalam menunjang pembangunan perekonomian provinsi Sumatera Utara. Atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

http://www.bainfokomsumut.go.id/open.php?id=311&db=gis

PLTU Sumut di Langkat direncanakan beroperasi akhir 2009

Medan (SIB)
Daerah Sumatera Utara pada tahun 2009 akan memperoleh pasokan listrik 400 mega watt (MW) dari 1.000 MW yang.........
diprogramkan pemerintah pusat. Soalnya, pada Desember 2009 pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 2 x 200 MW akan selesai dibangun atau beroperasi di Kabupaten Langkat.
“Akhir 2007 PLTU dengan total investasi US$ 400 juta atau sekitar Rp3,6 triliun itu mulai dibangun. Saat ini sedang proses analisis dampak lingkungan (Amdal), izin lokasi dan pembebasan lahan. Setelah selesai proses itu, pembangunannya akan dilakukan,” kata Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (Bappedasu) Drs RE Nainggolan MM kepada wartawan, Rabu (21/2).
Rencana pembangunan PLTU yang membutuhkan lahan kering lebih kurang 50 hektar tersebut terungkap ketika menerima kunjungan General Manager (GM) Pembangkit dan Penyalur (Kitlur) PT PLN, GM Pikitring PT PLN, GM PT PLN Wilayah Supriyanto dio Kantor Bappedasu, Rabu (21/2).
Pada pertemuan itu RE Nainggolan didampingi Asisten I Setdapropsu Drs Edward Simanjuntak, Kepala Badan Investasi dan Promosi (Bainprom) Propsu Ir Gandhi Tambunan, Wakil Kepala Dinas Pertambangan Propsu Ir Ruslan Girsang, Wakil Kepala Badan Pengendalian Dampak dan Lingkungan Daerah (Bappedalda) Propsu, Kepala Biro Perekonomian Setdapropsu.
Kepada wartawan, dia mengatakan, dengan adanya rencana pembangunan PLTU di daerah Langkat yang dilaksanakan pihak PT PLN tersebut, maka akan semakin teratasi krisis energi listrik di daerah ini. Soalnya, hingga saat ini Sumut masih mengalami defisit energi listrik kurang 200 MW pada beban puncak.
PLTU yang menggunakan bahan baku batubara ini akan mendatangkan bahan bakunya dari Sumatera Barat dan Kalimantan. Untuk menghasilkan energi listrik 2 x 200 MW ini lebih efisien dari pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM).
Dia mengharapkan kepada masyarakat khususnya di daerah Langkat agar mendukung rencana pembangunan PLTU tersebut. “Kita harapkan partisipasi masyarakat untuk mendukung proyek ini dengan mempermudah proses pelepasan lahan yang nantinya ditangani Pemkab Langkat,” harapnya.
Pihak PLN juga mengatakan, selain mengharapkan pasokan energi listirk dari PLTU yang akan di bangun itu, pada 2011 diharapkan dari Labuhan Angin sekitar 200 MW akan terpasang. Dan, dari pembangkit listrik tenaga panas (PLTP) Bumi Sarulla juga diharapkan bisa mengatasi krisis listrik di Sumut,” jelasnya.
Menurut dia, PLTP Sarulla pada tahun ini (2007-red) sudah harus difinalkan komitmen master dan egrimentnya antara PLTP dengan kotraknya yakni PT Medco Energi. Diharapkan pada 2008 konstruksi PLTP Sarulla sudah mulai dilaksanakan.
“Proyek PLTP Sarulla ini sudah lama terkatung-katung, karena rencana pembangunannya direncanakan tahun 1992. Kita berharap proyek yang menggunakan panas bumi ini bisa dipercepat sehingga krisis listrik di daerah ini bisa teratasi,” harapnya. (RT/u)

Thursday, October 16, 2008

Khawatir Krisis Keuangan Berlanjut Harga Minyak dan Emas Dunia Terus Turun

Harga minyak dunia turun drastis, Kamis (16/10), dengan minyak mentah diperdagangkan pada harga 67 dolar per barel, tingkat terendah dalam lebih dari 15 bulan terakhir. Penurunan ini, menurut para analis, terkait dengan krisis keuangan global yang mengurangi permintaan energi dunia.

Harga minyak mentah untuk pengiriman pada bulan November telah merosot ke posisi 67,17 dolar per barel -- titik terendah sejak akhir Mei 2007

"Ketakutan akan krisis keuangan global yang memicu pada berkepanjangannya kemerosotan ekonomi telah membuat permintaan akan minyak berkurang," kata Victor Shum dari konsultan energi Purvin and Gertz.

Trend ini berbanding terbalik dengan yang biasa terjadi saat bulan-bulan akhir tahun, harga minyak cenderung melonjak karena permintaan yang cenderung meningkat.

Banyak analis yang memperkirakan harga minyak akan terus menurun dan Organisasi Pengekspor Minyak Dunia (OPEC) telah pun menurunkan estimasi pertumbuhan minyak dunia karena krisis global yang terjadi saat ini.

Bayang bayang krisis keuangan juga berdampak negatif pada harga emas dan perak, yang terus turun.

Di New York, pada perdagangan Kamis siang, harga emas jatuh lebih dari 6 persen menjadi 792,50 dolar sebelum pulihan sedikit pada harga 798,25/800,75.

Harga perak juga turun, merosot lebih dari 7 persen menjadi 9,50 dolar AS per ounce, tapi pada penutupan perdagangan di New York, Kamis sedikit membaik ke posisi 9,67/9,75 dolar.

“Harga emas dan perak turun karena ketakutan atas prospek ekonomi global saat ini,” kata Tom Hartmann, pedagang emas di Altavest.

Sementara itu di pasar uang, euro dan dolar menguat. Dalam perdagangan Kamis di New York, Euro diperdagangkan pada tingkat 1,33 dari 1,34 dolar sebelumnya.

Sementara itu dolar meningkat menjadi 100,64 yen Jepang dari 100,13 yen sebelum. Euro diperdagangkan pada harga 134,91 yen dari posisi 135,19 yen. Poundsterling Inggris diperdagangkan pada harga 1,7182 dolar dari posisi 1,7271 dolar. (Rtr/tkz)

RI Raih Komitmen Investasi Migas US$ 330 Juta

Jakarta - Pemerintah mengantongi komitmen investasi dari perusahaan migas sebesar US$ 330,199 juta sekitar Rp 3,1 triliun. Investasi itu merupakan komitmen dari para pemenang penawaran langsung wilayah kerja migas 2008.

"Investasi tersebut merupakan komitmen untuk kegiatan 3 tahun pertama mereka," kata Dirjen Migas Evita Legowo di Departemen ESDM, Jakarta, Jumat (17/10/2008)..

Selain itu, pemerintah juga mendapatkan bonus tandatangan sebesar US$ 45,2 juta.

Pemerintah sebelumnya mendapat penawaran langsung untuk studi bersama (joint study)
25 wilayah kerja migas pada 27 Mei 2008. Namun dari 25 wilayah kerja itu, ada 3
wilayah kerja migas yang tidak ada pemenangnya karena tidak ada yang menawar ataupun
penawar tidak memenuhi syarat. Sehingga hanya 22 wilayah kerja migas yang ada
pemenangnya.

Beberapa perusahaan migas skala besar yang jadi pemenang adalah Husky Energy di
North SUmbawa, ConocoPhilips di Arafura, dan Chevron Indonesia di West Papua I dan
West Papua III. Sementara BUMN migas Pertamina tidak menang di satu wilayah kerja
pun.

25 wilayah kerja yang dilelang adalah:


East Seruway
South CPP
SW Bukit Barisan
Lirik II
West Tungkal
SE Tungkal
Lampung III
East Muriah
Madura
North Bali II
N Sumbawa II
West Sagara
SE Ganal I
SE Sangata
S Bengara II
S Matindok
North Bone
Bone bay
Buton I
North Masela
Arafura Sea
Seram
West Papua I
West Papua II
West Papua III.

Alih Istik Wahyuni - detikFinance