Monday, March 29, 2010

Suap Innospec ke Pejabat Pertamina dari 2002-2006

TEMPO Interaktif, London – Perusahaan kimia internasional Inggris telah mengaku melakukan penyuapan terhadap pejabat Pertamina dan pejabat publik Indonesia dalam jagka panjang. Atas pengakuan ini, Perusahaan bernama Innospec itu didenda £ 8.3 million atau 112,3 miliar, Jum'at (26/3).



Innospec terbukti secara berkelanjutan melakukan pengadaan tetraethyl lead (TEL) dalam kurun waktu 2000-2006 yang nilainya diperkirakan mencapai US$2,88 juta atau mencapai Rp 261,8 miliar.

Bahan bakar berbasis timah berbahaya yang telah dilarang di Amerika dan Eropa ini bisa lolos ke Indonesia setelah »uang dollar ikut berbicara.” Dari pengakuan Innospec para pejabat di Indonesia telah menerima gelontoran dollar sebesar US$8,5 juta atau sekitar 77,2 miliar lebih.

Innospec diyakini mendapat keuntungan US$770 juta sebagai hasil dari suap yang dibayarkan antara Februari 2002 dan Desember 2006. Pembayaran tersebut terkait dengan pasokan bahan bakar Timbal (TEL), sebagai sumber utama pendapatan bagi perusahaan. Padahal sejak tahun 2000, Amerika dan Eropa telah menarik produk ini karena membahayakan kesehatan.

Hakim Lord Justice Thomas mengatakan bahwa meskipun Innospec Inc bermarkas di Delaware, yang juga memiliki kantor di Cheshire dan terlibat korupsi di Indonesia ini diselenggarakan oleh eksekutif Innospec Ltd yang berbasis di Inggris.

"Melalui agen-agen di Indonesia, mereka mengarahkan perusahaan bergerak secara sistematis dan berskala besar untuk menyuap pejabat pemerintah senior."

Menurut hakim, jumlah 12.7 juta dolar dianggap "sepenuhnya tidak memadai" untuk mencerminkan kriminalitas ditampilkan, tambahnya. "Ini korupsi yang melibatkan pembayaran jumlah yang sangat besar kepada pejabat paling senior pemerintah Indonesia selama jangka waktu yang panjang.”

Sebagian besar tujuannya, lanjut Hakim Thomas, tidak hanya untuk mendapatkan kontrak-kontrak yang menguntungkan perusahaan, tapi untuk menunda pentahapan penghapusan Tel di Indonesia. »Oleh karena itu untuk memperpanjang kerusakan pada rakyat Indonesia dan lingkungan hidup."

PRESSASSOCIATION| NUR HARYANTO

Thursday, March 25, 2010

Di Kalumpang, Ada Emas 2.500 Ton

MAMUJU, KOMPAS.com - Wilayah Kecamatan Kalumpang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat menyimpan potensi emas dengan kandungan emas mencapai 2.500 ton. Hal ini dikatakan Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Kabupaten Mamuju, Andi Sukri Tammalele, di Mamuju, Jumat (26/3/2010).

Menurutnya, potensi emas di wilayah Kalumpang sekitar 192 kilometer dari kota Mamuju itu kini telah dilirik oleh dua perusahaan yang telah melakukan tahap eksplorasi tambang emas. "Saat ini ada dua perusahaan sedang melakukan tahap eksplorasi tambang emas, salah satunya adalah perusahaan dari Jakarta yakni PT Dibia," tuturnya.

Ia mengatakan, letak kandungan emas di wilayah Kalumpang tersebut ada pada dua aliran sungai besar yakni sungai Teroto dan sungai Petangon dengan jumlah areal mencapai 3.000 hektar. "Awalnya kami tidak menyangka jika dua sungai besar tersebut menyimpan potensi emas, namun, setelah dilakukan penelitian ternyata kedua sungai memiliki kandungan emas yang begitu besar," ucapnya.

Dikatakannya, tambang emas yang terdapat di daerah Kalumpang ini nantinya akan memberikan kontribusi positif bagi pembangunan di Mamuju, khususnya di wilayah Kalumpang setelah dilakukan tahap eksploitasi. "Jika nantinya telah dilakukan tahap eksploitasi tambang emas tersebut, sumbangan untuk sektor Pendapatan Asli Daerah (PAD) diprediksi mencapai angka sebesar Rp 5 triliun per tahun," ungkap Sukri.

Sukri menambahkan, yang menjadi kendala utama saat ini adalah kondisi infrastruktur jalan menuju lokasi tambang masih sangat memprihatinkan yang sulit dijangkau kendaraan roda empat.

Meski demikian, kata dia, dua perusahaan tambang yang sementara melakukan tahap ekplorasi di daerah itu tetap melakukan kegiatan pertambangan untuk dikelola di kemudian hari.

Anggota DPRD Mamuju, Hajrul Malik menanggapi positif hadirnya beberapa investor di Mamuju yang melakukan kegiatan pertambangan. "Hadirnya perusahaan yang akan melakukan kegiatan pertambangan di Mamuju tetap kami tanggapi positif sepanjang kegiatan itu menguntungkan untuk daerah kita," ujarnya.

Dikatakannya, hadirnya perusahaan itu akan memberikan kontribusi positif bagi percepatan pembangunan yang muaranya dapat memberikan peluang kerja bagi masyarakat yang belum memiliki pekerjaan.

"Kita tidak boleh serta merta menolak jika ada perusahaan yang masuk ke Mamuju untuk melakukan kegiatan pertambangan, dengan catatan perusahaan ini telah mememenuhi segala prosedur yang telah ada, termasuk perijinan," ungkapnya.

Selain di wilayah Kalumpang, beberapa perusahaan tambang di kecamatan lain seperti Kecamatan Bonehau juga menyimpan potensi tambang batubara dan magan.

"Ada sekitar tujuh perusahaan yang sedang melakukan kegiatan eksplorasi di daerah itu yang mesti harus diberikan kemudahan tanpa harus mempersulit dalam melakukan kegiatan tambang guna percepatan pembangunan di daerah sendiri," kata Hajrul.

Saturday, March 20, 2010

Ribuan Warga Terinspirasi “Anaconda” Padati Titi Tembung

Medan, (Analisa).

Seribuan masyarakat masih terlihat memadati lokasi tepi sungai Titi Tembung diduga tempat bersarangnya ular piton mirip “Anaconda” yang berukuran raksasa, Sabtu (20/3).

Setelah tewasnya Muhammad Zakaria (13) seorang pelajar SMP PGRI Tembung dililit piton mirip “Anaconda” atau ular berukuran raksasa, Kamis (18/3) lalu. Titi Sewa Tembung menjadi pusat perhatian masyarakat. Setiap hari sejak pagi hingga malam lokasi yang diduga tempat bersarangnya ular piton itu diperkirakan dipadati seribuan masyarakat.

Pantauan Analisa, Sabtu (20/3) siang masyarakat yang sebagian besar warga Tembung, Kecamatan Percut Sei Tuan terlihat memadati lokasi sekitar pinggiran Titi Tembung yang diduga warga sekitar sebagai tempat bersarangnya ular piton berukuran raksasa. Masyarakat secara bergelombang mendatangi lokasi tersebut hingga terjadi kemacetan arus lalulintas berkepanjangan.

Mereka yang berada di lokasi itu ingin menyaksikan beberapa pawang ular yang didatangkan warga untuk menangkap ular piton mirip “Anaconda” itu. Sebelumnya, Jumat (19/3) pawang ular bersama warga berhasil menangkap seekor ular piton berukuran batang pinang dengan panjang 7 meter. Kini ular piton itu berada di Mapolsekta Percut Sei Tuan.

Warga disana menduga ular piton itu bukan ular yang memangsa Jakaria, pelajar SMP yang bersama teman-temannya mandi di Sungai Denai. "Ular yang ditangkap itu diduga ular lain yang kebetulan sedang berkeliaraan di Sungai Tembung," kata salah seorang warga Bandar Kalipa, Muhammad Syafii (57), di Tembung, Sabtu. Ular piton yang cukup besar itu berhasil ditangkap warga, Jumat (19/3) sekitar pukul 19:30 WIB di Sungai Tembung, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang.

Ular itu kemudian dibawa dengan menggunakan karung dan diamankan di Polsekta Percut Seituan. Syafii yang tinggal tidak berapa jauh dari Sungai Tembung mengatakan, ular yang ditangkap itu bukan yang mamangsa Zakaria, karena kulitnya masih mulus dan tidak ada bekas luka di bagian badannya.

Sementara ular yang memangsa pelajar SMP itu kulitnya agak hitam dan bagian badannya ada bekas-bekas luka akibat pukulan dan ditombak warga saat menyelamatkan korban. Mengenai ular yang ditangkap itu bukan ular yang memangsa Zakaria juga dibenarkan pawang ular yang turut serta menangkap ular tersebut. "Ular ini bukan ular yang sedang dicari warga, tetapi ular yang lain," kata Syafii mengutip ucapan pawang ular tersebut.

Bahkan pawang ular memperkirakan di lokasi itu masih ada dua ekor lagi ular berukuran besar, termasuk ular yang memangsa pelajar SMP tersebut. Zakaria tewas dengan kondisi badannya remuk setelah dililit ular piton, Kamis (18/3). Peristiwa naas itu terjadi saat korban bersama tiga temannya mandi di Sungai Tembung.

Korban sempat dibawa ke RS Mitra Husada di Pekan Tembung, namun nyawanya tidak tertolong. Korban kemudian dibawa pulang ke rumahnya di Jalan Gambir Pasar VIII, Dusun VI Desa Sei Rotan, Kabupaten Deli Serdang.

Masyarakat disana juga merasa yakin piton mirip “Anaconda” yang disebut-sebut melilit pelajar SMP Penduduk Pasar VIII Tembug, Percut Sei Tuan itu masih bersarang dan bebas berkeliaran di kawasan Titi Tembug.

Namun, hingga menjelang sore, pawang ular yang sejak pagi tanpa lelah melakukan penyusuran pinggiran sungai Titi Sewa dengan membawa umpan berupa ayam hidup belum berhasil menangkap “Anaconda” yang disebut-sebut besarnya bagai ular raksasa itu.

Sudah Ada Sejak Lama

Informasi yang diterima dari warga sekitar, keberadaan ular berukuran raksasa itu belum dapat dipastikan, namun keberadaan ular piton putih sebagai penunggu Sungai Denai tersebut sudah ada sejak lama.

Salah seorang warga sekitar Anto menyebutkan ular sawah berukuran tiang listrik itu sudah sejak lama ada sebanyak dua ekor dengan jenis jantan dan betina. “Ular piton itu memang ada sejak lama dengan jenis jantan dan betina berukuran sebesar tiang listrik dengan panjang diperkirakan sekurang-kurangnya12 meter,” ungkap Anto. Disinggung mengenai ular Piton yang ditaklukkan oleh beberapa pawang dan warga. Anto mengatakan, membenarkan dengan jenis jantan.

Sementara warga lainnya belum mengetahui secara pasti keberadaan hewan melata itu yang telah mengambil korban. Hingga menjelang sore masyarakat secara bergelombang berdatangan hingga memadati pinggiran jembatan dan sungai Denai. (yes/ant)

Thursday, March 11, 2010

Kunjungi RI, Obama Pastikan Energy Security AS Tidak Kalah Saing dari RRC

Lawatan Barack Obama ke Jakarta menyimpan berbagai agenda. Banyak analisis menilai, salah satu alasan Obama bertemu Presiden SBY untuk memastikan kepentingan energi AS di Indonesia berjalan lancar.

"Saya kira agenda utamanya energy security. Ingin membendung perusahaan minyak China (Petro China)," kata peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Ikrar Nusa Bakti, dalam diskusi 'Hubungan Bilateral Indonesia-Amerika' di Gedung LIPI, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (11/3/2010).

Menurut Ikrar, persaingan dagang China-Amerika membuat Amerika ketar-ketir. Petro China menawarkan biaya produksi lebih murah sepertiga daripada yang dilakukan pertambangan Amerika-Eropa seperti Exxon dan British Petroleum.

"China punya teknologi lebih murah. Teknologi China enggak susah-susah amat. Biayanya sepertiga dari perusahaan biaya Eropa atau Amerika. Bisa hengkang perusahaan-perusahaan Amerika," tegas Ikrar.

Pandangan serupa dilontarkan pembicara lain, Budiarto Shambazy. Menurutnya, kepentingan ekonomi Amerika akan menjadi prioritas kedatangan Obama seperti kedatangan presiden AS sebelumnya, Bush Jr.

"Setelah Bush ke Bogor, Exxon memenangkan tender blok Cepu. Setelah Obama entah manalagi. Mungkin blok Natuna," ucap Shambazy menimpali.

Karena itu, SBY diharapkan tidak menjadi anak manis (good boy) saat menjamu Obama. Shambazy mencontohkan, untuk ukuran Timor Leste saja berani menolak kehadiran perusahaan pertambangan Australia yang nyata-nyata menjadi sponsor kemerdekaan Timor Leste.

"Bandingkan dengan negara kecil baru merdeka Timor Leste. Ia memberikan eksplorasi tambang ke Malaysia, bukan ke Australia. Selain lebih murah, Timor berkepentingan ingin dekat dengan ASEAN. Saya tidak tahu nanti SBY akan mengedepankan kepentingan nasional yang seperti apa," ujar wartawan senior Kompas tersebut.

DetikCom

Sitorus yang Semakin Kaya

VIVAnews - Di dunia bisnis nasional Martua Sitorus tak banyak dikenal. Namun, nama ini masuk dalam daftar 1.000 orang terkaya dunia versi majalah Forbes.

Bila tahun lalu dia menempati peringkat 522 terkaya di dunia dengan jumlah kekayaan US$ 1,4 miliar, kini kekayaan Martua meningkat menjadi US$ 3,0 miliar. Peringkat pun terdongkrak menjadi 316.

Martua sempat menyandang orang terkaya di Indonesia ke 7 pada 2007 dan ke 14 pada 2006 versi majalah yang sama. Meski berkebangsaan Indonesia, dia saat ini tinggal di Singapura sambil menyetir semua bisnis-bisnisnya.

Martua lahir 49 tahun lalu di Pematang Siantar, Sumatera Utara. Ia sarjana ekonomi dari Universitas HKBP Nommensen, Medan, yang kecilnya dikenal dengan nama Thio Seng Hap dan dikenal juga dengan panggilan A Hok.

Martua memulai karir bisnisnya sebagai pedagang minyak sawit dan kelapa sawit di Indonesia dan Singapura. Bisnisnya berkembang pesat. Pada 1991 Martua mampu memiliki kebun kelapa sawit sendiri seluas 7.100 hektar di Sumatera Utara. Pada tahun yang sama pula Martua bisa membangun pabrik pengolahan minyak kelapa sawit pertamanya.

Warga Batak keturunan Tionghoa kemudian melebarkan sayapnya dengan bendera Wilmar International Limited. Perusahaan agrobisnis terbesar di Asia ini merupakan perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Singapura. Bahkan, untuk pabrik biodiesel, dia memiliki produksi terbesar di dunia. Meski sebagai pemilik, Martua masih menduduki jabatan direktur eksekutif di Wilmar.

Pembangunan biodiesel dilakukan di Riau pada 2007 dengan membangun tiga pabrik biodiesel, masing-masing memiliki kapasitas produksi 350.000 ton per tahun, sehingga total kapasitasnya 1,050 juta ton per tahun.

Di negeri ini, Wilmar memiliki sekitar 48 perusahaan. Salah satunya adalah PT Multimas Nabati Asahan, yang memproduksi minyak goreng bermerek Sania. Dalam laporan keuangan Wilmar, total aset Wilmar pada 2007 mencapai US$ 15,5 miliar, dengan pendapatan US$ 16,46 miliar. Pada tahun itu Wilmar juga bisa membukukan laba bersih US$ 675 juta.

hadi.suprapto@vivanews.com

Sunday, March 7, 2010

Bakso Cak Eko Ingin Go International

Tak hanya penyanyi Agnes Monica saja yang go international, ternyata waralaba bakso malang 'Cak Eko' juga ingin merambah dunia internasional. Waralaba milik Henky Eko Sriyantono yang akrab disapa Cak Eko ini ingin go international ke negara-negara ASEAN.

Cak Eko mengatakan rencananya untuk go international ini akan direalisasikan tahun 2010 ini. Namun rencananya ini tidak begitu mulus, dirinya sedang ngebut memenuhi persyaratan legal dan transfer pengetahuan.

"Karena harus transfer knowledege, legal, jadi 6 bulan itu paling cepat," katanya saat ditemui detikfinance di Franchise Expo di Balai Kartini, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Sabtu (6/3/2010).

Maju terus pantang mundur adalah kalimat tersebut yang pantas terlontarkan untuk Henky Eko Sriyantono atau biasa dipanggil Cak Eko. Sepuluh kali gagal dalam berbisnis, rupanya tidak mengalahkan semangatnya untuk kembali memutar modalnya dalam dunia tersebut.

Cak Eko memulai bisnis bakso malangnya di sebuah pelataran Pujasera di Jatiwarna, Bekasi, Jawa Barat sekitar tahun 2006 dengan bermodalkan Rp 2,5 juta.

"Saya itu menjalankan bisnis dengan modal-modal kecil, tapi frustasi mah pasti pernah, modal jualan bakso awalnya Rp 2,5 juta. Saya cuma bikin gerobak, numpang di pujasera,bagi hasilnya 60% untuk saya 40% untuk yang punya tempat," ujarnya.

Sebelumnya, Cak Eko pernah merambah bisnis pakaian muslim, tanaman jahe, katering, kerajinan barang atik, dan sebagainya. Namun, karena penerimaannya tidak berjalan dengan lancar, dia menghentikan bisnis tersebut. Dengan bermodalkan hobi masaknya sejak SMA, Cak Eko mulai berinovasi ke dunia kuliner dengan membuat usaha bakso Malang tersebut.

"Gagalnya itu mungkin segmen yang saya bidik kurang, waktu katering karena konsumen bosan dengan menu yang saya putar-putar, cash flow-nya tidak harian jadi tidak lancar," ceritanya.

Hanya dalam kurun waktu 10 bulan, bisnis bakso Cak Eko berkembang dengan pesat. Sekitar Oktober 2006, dia mulai mengembangkan brand-nya melalui sistem franchise. Hingga saat ini sekitar 120 outlet Bakso Malang Kota "Cak Eko" tersebar di Indonesia.

"Alasannya untuk memperkenalkan brand dan bagi-bagi rezeki," tuturnya.

Untuk outlet yang tersebar itu, dirinya memberikan bakso dan olahan siomay dan batagor dengan bumbu-bumbu yang telah disiapkan secara instan dalam bentuk bubuk. Terdapat 3 tempat produksi untuk memenuhi permintaan dan suplai ke outlet-outlet.

"Ada 3 tempat produksi, Surabaya untuk menyuplai ke Indonesia Timur, Sidorjo untuk Indonesia Tengah, dan Jakarta untuk Indonesia Barat. Resep rahasia ada keluarga yang saya percaya untuk meng-handle di 3 tempat itu jadi karyawan tidak tahu,"ungkapnya.

Kesuksesan Cak Eko membuat dirinya dipanggil untuk berbagi pengalaman dalam sekolah enterpreneurship bersama Rhenald Khasali. Dia bergabung dalam sekolah ini agar tidak ada orang yeng mengalami pengalaman buruk seperti dirinya dalam berbisnis.

"Supaya mereka tidak mengalami hal yang sama dengan saya sampai 10 kali gagal," kenangnya.

Menurut Cak Eko, kegagalan dalam berbisnis itu bisa disebabkan beberapa hal, seperti kesalahan memilih mitra. Selain itu, bisnis yang pendapatannya tidak harian juga bisa berpotensi kegagalan. Begitu pun karena tidak memisahkan keuangan pribadi dengan bisnis.

"Saya waktu itu tidak memisahkan uang pribadi dan usaha, jadinya kacau," jelasnya.

Cak Eko mengimbau dalam berbisnis, jika terjadi kenaikan harga, sebaiknya pebisnis jangan terlalu terburu-buru menaikkan harga, karena daya beli masyarakat belum tentu naik. Selain itu, pemula sebaiknya jangan terpengaruh dengan iming-iming keuntungan besar dalam berbisnis padahal mereka tidak tahu ilmu mengenai bidang yang akan digelutinya itu.

"Banyak yang tidak tahu ilmu langsung terjun, hanya diming-imingi keuntungannya karena saat ini banyak yang ingin sukses secara instan, prosesnya tidak dilewati langsung lompat-lompat saja. Ini yang jadi masalah," jelasnya.

Untuk mengatasi kompetitor, Cak Eko menyarankan untuk memberikan perbedaan dalam kualitas produk. Hal ini memerlukan inovasi. Selain itu, perlunya penguatan brand melalui promosi.

"Untuk mengatasi kompetitor, menciptakan perbedaan dengan kompetitor melalui kualitas dan promosi. Kuncinya di inovasi dan menjaga kualitas," ujarnya.

detikcom - Minggu, 7 Maret

Friday, March 5, 2010

Lapan: Badai Matahari Terjadi Antara 2012-2015

Film fiksi ilmiah '2012' yang menceritakan tentang terjadinya badai matahari (flare) bukan isapan jempol belaka. Flare diperkirakan akan terjadi antara tahun 2012-2015. Namun, tak serta merta hal itu melenyapkan peradaban dunia.

"Lapan memperkirakan puncak aktivitas matahari akan terjadi antara 2012 hingga 2015. Pada puncak siklusnya, aktivitas matahari akan tinggi dan terjadi badai matahari," ujar Kabag Humas Lapan Elly Kuntjahyowati dalam rilis yang diterima detikcom, Kamis (4/3/2010).

Flare tersebut, imbuhnya, merupakan salah satu aktivitas matahari selain medan magnet, bintik matahari, lontaran massa korona, angin surya dan partikel energetik. Ledakan-ledakan matahari itu, bisa sampai ke bumi. Namun, flare yang diperkirakan akan terjadi itu tak akan langsung membuat dunia hancur.

"Masyarakat banyak yang menghubungkan antara badai matahari dengan isu kiamat 2012 dari ramalan Suku Maya. Ternyata dari hasil pengamatan Lapan, badai matahari tidak akan langsung menghancurkan peradaban dunia," imbuhnya.

Efek badai tersebut, lanjut dia, yang paling utama berdampak pada teknologi tinggi seperti satelit dan komunikasi radio. Satelit dapat kehilangan kendali dan komunikasi radio akan terputus.

"Efek lainnya, aktivitas matahari berkontribusi pada perubahan iklim. Ketika aktivitas matahari meningkat maka matahari akan memanas. Akibatnya suhu bumi meningkat dan iklim akan berubah," jelas Elly.

Partikel-partikel matahari yang menembus lapisan atmosfer bumi akan mempengaruhi cuaca dan iklim. Dampak ekstremnya, bisa menyebabkan kemarau panjang. Namun hal ini masih dikaji oleh para peneliti.

Lapan pun berniat mensosialisasikan dampak aktivitas matahari ini ke masyarakat. Sosialisasi Fenomena Cuaca Antariksa 2012-2015 pun akan digelar di Gedung Pasca Sarjana lantai 3, Universitas Udayana, Jl Jenderal Sudirman, Denpasar, Bali pada 9 Maret 2010 pukul 11.00 Wita.

Detikcom