Thursday, April 19, 2012

Makin Diminati, Investasi Tanah Paling Menjanjikan

Jakarta - Investasi merupakan dana lebih yang dicadangkan masyarakat demi mendapat imbal hasil di kemudian hari. Dari sekian banyak instrumen investasi, tanah adalah yang paling menjanjikan. Ini terbukti dengan kenaikan rata-rata per tahun 15% pada instrumen tanah.

Menurut Ekonom Standard Chartered Indonesia, Fauzi Ichsan, pasar finansial masih diselimuti ketidakpastian. Meski komitmen IMF, ECB dan Uni Eropa melakukan penyelematan bersyarat atas Yunani, aksi yang dilakukan investor adalah wait and see.

Selama itu, investor cenderung melarikan dananya ke instrumen yang dinilai aman (safe heaven) seperti mata uang dollar AS, ataupun emas. Kedua instumen ini bukan pula dikatakan investasi aman.

Emas meski naik, namun volatilitasnya sangat tinggi. Mata uang dollar AS juga diselimuti kekhawatiran, saat bank sentral AS (The Fed) terus mencetak uang untuk mennstimulus ekonomi dalam negeri mereka.

"Maka yang paling baik adalah tanah, apalagi dengan didukung oleh KPR (Kredir Pemilikan Rumah). Masyarakat kita juga cenderung menghadirkan rumah dulu dibandingkan investasi di pasa finansial," jelas Fauzi di Kampus FE UI, Depok, Kamis (23/2/2012).

"Apalagi kecenderungan bunga deposito lebih rendah. Sekitar 6%-7%. Pada males ke deposito. Bnyk ke tanah. Semakin banyak membeli sawah, dan bukan lagi tuan tanah yang menunggui tanahnya. Tapi pembeli tanah adalah investor di kota. Jadi bergeser," paparnya.

Meski demikian, potensi investasi pada instrumen saham masih terbuka lebar. Dalam jangka panjang, ekonomi Indonesia akan tumbuh dan berdampak pada aliran modal yang makin deras.

Bagi Standard Chartered Indonesia, prospek bisnis terbaik ada pada seektor konsumer ritel seperti otomotif, rokok, semen, dan lain-lain. Sektor ini dianggap paling kebal terhadap krisis yang masih menyelimuti dunia. Konsumer juga ditopang oleh pertumbuhan PDB dan suku bunga global yang relatif rendah.

"Investor sudah mulai hilang kepercayaan terhadap mata uang. Kalau ga ke saham, ya ke komoditas dan properti. Yang gampang ke lahan. Berdampak positif ke emiten properti, tapi lebih ke pemilik properti langsung. Makanya kalau punya uang, beli tanah sekarang," tegasnya.

(dtc)

Listrik Malaysia Rp 810/Kwh, Listrik PLN Rp 3.000/Kwh

Jakarta - Mulai 2015, PT PLN (Persero) berencana untuk mengimpor listrik dari Malaysia untuk kebutuhan pelanggan PLN di Kalimantan. Ternyata listrik asal Malaysia jauh lebih murah.

Direktur Perencanaan dan Manajemen Risiko PLN, Murtaqi Syamsuddin mengatakan listrik yang bakal dibeli PLN dari Malaysia jauh lebih murah. Listrik Malaysia harganya 9 sen (Rp 810) per Kwh.

PLN berencana untuk membeli listrik dari Malaysia selama 5 tahun pada kontrak awalnya. Pembelian listrik dari Malaysia ini dilakukan untuk kebutuhan pelanggan di Kalimantan dan bisa memperkuat cadangan listrik PLN.

"Pembelian listrik juga berguna untuk memperkuat cadangan kami, sehingga pada saat peak bisa sangat membantu. kalau bisa hari ini beli, harganya mungkin sekitar 9 sen per kwh sementara kalau kita produksi saat ini Rp 3.000 per kwh, jauh perbedaannya," jelas Murtaqi di kantor Ditjen Listrik, Jalan Rasuna Said, Jakarta, Jumat (20/4/2012).

Sebelumnya, Dirjen Listrik Kementerian ESDM Djarman menjelaskan saat ini kebutuhan listrik di daerah perbatasan cukup besar. Jadi PLN boleh mengimpor listrik asalkan sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 42 Tahun 2012 soal jual-beli listrik.

Rencananya PLN akan mulai mengimpor listrik dari Malaysia pada 2015. Saat ini jaringan untuk mengimpor listrik dari Sarawak sedang disiapkan.

PLN mengimpor listrik dari Sarawak karena selain lokasi dekat, harga listrik dari daerah tersebut juga lebih murah. Pemerintah yakin, bila proses pembelian ini terealisasi, bisa menghemat biaya operasional.

"Harganya lebih murah. Di daerah Kalimantan dan perbatasan sekitarnya yang dekat Malaysia butuh suplai listrik karena rata-rata masih menggunakan BBM fosil," ujar Jarman.

Jarman menambahkan, saat ini pasca terbitnya PP Nomor 42/2012, baru daerah Kalimantan Barat yang melakukan proses pembelian listrik. Namun, pemerintah masih tetap mengupayakan daerah perbatasan lain bila kekurangan pasokan listrik.
(dtc)

Harta Orang-orang Terkaya di Dunia Lenyap Rp 55 Triliun dalam Sehari

Jakarta - Harta 40 orang terkaya di dunia lenyap US$ 6,2 miliar atau setara Rp 55,8 triliun dalam sehari. Pasalnya, kemarin saham-saham di Wall Street jatuh akibat data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang mengecewakan.

Angka tersebut dikutip Sydney Morning Herald dari Bloomberg Billionaires Index, Jumat (20/4/2012), indeks harian yang memuat daftar nilai kekayaan orang-orang terkaya di dunia.

Bloomberg Billionaires Index mengukur kekayaan individu berdasarkan situasi pasar dan ekonomi terkini, ditambah berita-berita dari laman Bloomberg News. Semua harta kekayaan itu diperbarui secara harian setiap pukul 5.30 waktu New York.

Jika dikombinasikan, seluruh harta orang-orang terkaya itu bernilai US$ 1,1 triliun atau setara Rp 9.900 triliun. Jadi kehilangan dalam sehari itu hanya sekitar 0,5% dari total kekayaan gabungan tersebut.

Sejak awal tahun hingga hari ini, total kekayaan 40 milyuner itu sudah naik US$ 88,2 miliar atau setara Rp 79,38 triliun. Sehingga koreksi yang terjadi dalam sehari itu tidak signifikan.

Raja telekomunikasi Meksiko Carlos Slim, masih menjadi orang terkaya di dunia dengan harta US$ 68,8 miliar. Posisi kedua ditempati salah satu pendiri Microsoft Bill Gates, dengan harta US$ 62,7 miliar.

Daftar tersebut juga memuat Warren Buffett, CEO Berkshire Hathaway dan Mark Zuckerberg, salah satu pendiri Facebook.

(dtc)