Thursday, March 28, 2013

LAHAN KRITIS EKS TAMBAK SUDAH JADI HUTAN MANGROVE

Oleh: Freddy Ilhamsyah PA


Sekitar 100 hektar lahan kritis bekas tambak udang kini sudah berubah ujud menjadi hutan mangrove yang tumbuh subur di Desa Pangkalansiata, Kecamatan Pangkalansusu, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia.

Sejak Juli 2007 beberapa lahan kritis bekas tambak udang milik warga setempat yang ditelantarkan pemiliknya dibeli oleh Kha Hua alias Anwar, warga Pangkalansusu pecinta lingkungan hidup yang peduli dan terpanggil untuk mestarikan hutan mangrove yang nyaris punah di Kecamatan Pangkalansusu.
Inilah profil lahan kritis eks tambak yang berubah jadi hutan mangrove/bakau
Lahan kristis eks tambak udang sudah jadi hutan mangrove

Kha Hua berjalan di antara pohon mangrove berketinggian antara 6 sd 7 meter.
Bibit Mangrove yang akan ditanam di lahan kritis eks tambak udang
Bibit Mangrove
Bibit mangrove pilihan yang siap ditanam
Memeriksa bibit mangrove yang akan ditanam
Secara bertahap Kha Hua membeli lahan-lahan terlantar eks tambak udang di Dusun Sei Serai Desa Pangkalansiata untuk kemudian ditanami bibit-bibit pohon mangrove yang dilakukannya sejak Juli 2007. Kini lahan kritis seluas 100 hektar itu sudah dipenuhi oleh lebih dari 1 juta pohon mangrove berketinggian antara 5 sampai 7 meter.

Puluhan hektar lahan kritis eks tambak yang sudah ditanami bibit bakau
Beginilah kondisi lahan kritis eks tambak udang terlantar yang dibeli oleh Kha Hua
Mulai ditanami bibit pohon mangrove/bakau
Lahan kritis eks tambak udang sejauh mata memandang yang sudah ditanami bibit mangrove
Beberapa bulan kemudian bibit mangrove itu mulai tumbuh dan bertunas 
Bibit mangrove yang sedang dalam proses pertumbuhannya
Proses pertumbuhan bibit mangrove cukup menggembirakan.
Pertumbuhan bibit mangrove di lahan terlantar eks tambak udang
Suasana teduh, sejuk dan udara segar dengan elusan angin semilir sangat terasa nyaman saat berada di kawasan clean and green area hutan mangrove telah menguatkan komitmen dan motivasi Kha Hua untuk terus berupaya meningkatkan kerjakeras terhadap upaya pengelolaan dan penglestarian lingkungan hidup untuk generasi mendatang.

Proses pertumbuhan pohon mangrove itu terus dipantau oleh Kha Hua bersama timnya

Lahan kritis eks tambak udang yang terlantar sudah mulai menjadi hutan mangrove

Biota laut mulai menjadikan tempat ini sebagai tempat berkembang biak habitatnya

Anak paluh mulai berfungsi sebagai "rumah bersalin" biota laut.

Suasana sejuk dan nyaman mulai terasa ketika kita masuk ke kawasan hutan mangrove milik Kha Hua
Setelah melihat hasil cerihpayanya yang telah menghabiskan dana milyaran rupiah itu hanya untuk menghutankan kembali lahan kristis yang rusak akibat dampak menjamurnya tambak udang belasan tahun lalu telah membuahkan hasil, jadi timbul mimpi Kha Hua untuk menyulap hutan mangrove miliknya itu untuk dijadikan Kawasan Wisata Mangrove.

Tetapi mimpi tersebut hanya bisa terwujud bila didukung oleh dana yang tidak sedikit jumlahnya.

Kha Hua saat berada di bawah rimbunan pohon mangrove berketinggian 6 sampai 7 meter.
Beginilah sebagian pemandangan pohon mangrove milik Kha Hua
Bandingkan tinggi ukuran manusia normal dengan pohon mangrove milik Kha Hua.

Kha Hua bersama timnya saat menelusuri hutan mangrove miliknya
Seperti diketahui bahwa Kementerian Lingkungan Hidup senantiasa mengajak partisipasi dan kepedulian semua pihak berbuat nyata melestarikan lingkungan demi terwujudnya bumi yang bersih dan hijau. Disesuaikan dengan konteks Indonesia menjadi Ekonomi Hijau : Ubah Perilaku, Tingkatkan Kualitas Lingkungan.
Beginilah kondisi jalan lingkar yang rencanakan oleh Kha Hua agar dia dapat menikmati segarnya udara di hutan mangrove miliknya.
Apabila jalan ini sudah siap seluruhnya, maka tidak ada lagi lumpur yang melekat di sepatu pengunjung.
Untuk membuat jalan melingkar di areal seluas sekitar 100 hektar itu sudah pasti memerlukan dana yang cukup besar.
Secara bertahap Kha Hua mulai membuat jalan masuk ke dalam kawasan hutan mangrove miliknya
Makna mendasar dari tema ini adalah urgensi seluruh umat manusia, baik secara individu, kelompok maupun negara, untuk mengubah pola konsumsi dan produksi atau gaya hidup menuju perubahan perilaku yang berkelanjutan.

Kha Hua dan Prayitno (teknisi mangrove)
Berbekal berbagai inisiatif kebijakan dan program yang mendukung penerapan Ekonomi Hijau, diharapkan Indonesia dapat tampil memimpin upaya global menuju pembangunan berkelanjutan sebagaimana yang dicita-citakan bersama.

Pada kesempatan ini penulis mengajak semua pihak untuk terus menjalin kerjasama berupaya menanamkan kesadaran lingkungan hidup kepada sekitar kita. Semoga Allah SWT berkenan memberikan restunya atas niat baik kita semua. Amin.

No comments: