Thursday, March 11, 2010

Kunjungi RI, Obama Pastikan Energy Security AS Tidak Kalah Saing dari RRC

Lawatan Barack Obama ke Jakarta menyimpan berbagai agenda. Banyak analisis menilai, salah satu alasan Obama bertemu Presiden SBY untuk memastikan kepentingan energi AS di Indonesia berjalan lancar.

"Saya kira agenda utamanya energy security. Ingin membendung perusahaan minyak China (Petro China)," kata peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Ikrar Nusa Bakti, dalam diskusi 'Hubungan Bilateral Indonesia-Amerika' di Gedung LIPI, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (11/3/2010).

Menurut Ikrar, persaingan dagang China-Amerika membuat Amerika ketar-ketir. Petro China menawarkan biaya produksi lebih murah sepertiga daripada yang dilakukan pertambangan Amerika-Eropa seperti Exxon dan British Petroleum.

"China punya teknologi lebih murah. Teknologi China enggak susah-susah amat. Biayanya sepertiga dari perusahaan biaya Eropa atau Amerika. Bisa hengkang perusahaan-perusahaan Amerika," tegas Ikrar.

Pandangan serupa dilontarkan pembicara lain, Budiarto Shambazy. Menurutnya, kepentingan ekonomi Amerika akan menjadi prioritas kedatangan Obama seperti kedatangan presiden AS sebelumnya, Bush Jr.

"Setelah Bush ke Bogor, Exxon memenangkan tender blok Cepu. Setelah Obama entah manalagi. Mungkin blok Natuna," ucap Shambazy menimpali.

Karena itu, SBY diharapkan tidak menjadi anak manis (good boy) saat menjamu Obama. Shambazy mencontohkan, untuk ukuran Timor Leste saja berani menolak kehadiran perusahaan pertambangan Australia yang nyata-nyata menjadi sponsor kemerdekaan Timor Leste.

"Bandingkan dengan negara kecil baru merdeka Timor Leste. Ia memberikan eksplorasi tambang ke Malaysia, bukan ke Australia. Selain lebih murah, Timor berkepentingan ingin dekat dengan ASEAN. Saya tidak tahu nanti SBY akan mengedepankan kepentingan nasional yang seperti apa," ujar wartawan senior Kompas tersebut.

DetikCom

No comments: