Saturday, March 20, 2010

Ribuan Warga Terinspirasi “Anaconda” Padati Titi Tembung

Medan, (Analisa).

Seribuan masyarakat masih terlihat memadati lokasi tepi sungai Titi Tembung diduga tempat bersarangnya ular piton mirip “Anaconda” yang berukuran raksasa, Sabtu (20/3).

Setelah tewasnya Muhammad Zakaria (13) seorang pelajar SMP PGRI Tembung dililit piton mirip “Anaconda” atau ular berukuran raksasa, Kamis (18/3) lalu. Titi Sewa Tembung menjadi pusat perhatian masyarakat. Setiap hari sejak pagi hingga malam lokasi yang diduga tempat bersarangnya ular piton itu diperkirakan dipadati seribuan masyarakat.

Pantauan Analisa, Sabtu (20/3) siang masyarakat yang sebagian besar warga Tembung, Kecamatan Percut Sei Tuan terlihat memadati lokasi sekitar pinggiran Titi Tembung yang diduga warga sekitar sebagai tempat bersarangnya ular piton berukuran raksasa. Masyarakat secara bergelombang mendatangi lokasi tersebut hingga terjadi kemacetan arus lalulintas berkepanjangan.

Mereka yang berada di lokasi itu ingin menyaksikan beberapa pawang ular yang didatangkan warga untuk menangkap ular piton mirip “Anaconda” itu. Sebelumnya, Jumat (19/3) pawang ular bersama warga berhasil menangkap seekor ular piton berukuran batang pinang dengan panjang 7 meter. Kini ular piton itu berada di Mapolsekta Percut Sei Tuan.

Warga disana menduga ular piton itu bukan ular yang memangsa Jakaria, pelajar SMP yang bersama teman-temannya mandi di Sungai Denai. "Ular yang ditangkap itu diduga ular lain yang kebetulan sedang berkeliaraan di Sungai Tembung," kata salah seorang warga Bandar Kalipa, Muhammad Syafii (57), di Tembung, Sabtu. Ular piton yang cukup besar itu berhasil ditangkap warga, Jumat (19/3) sekitar pukul 19:30 WIB di Sungai Tembung, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang.

Ular itu kemudian dibawa dengan menggunakan karung dan diamankan di Polsekta Percut Seituan. Syafii yang tinggal tidak berapa jauh dari Sungai Tembung mengatakan, ular yang ditangkap itu bukan yang mamangsa Zakaria, karena kulitnya masih mulus dan tidak ada bekas luka di bagian badannya.

Sementara ular yang memangsa pelajar SMP itu kulitnya agak hitam dan bagian badannya ada bekas-bekas luka akibat pukulan dan ditombak warga saat menyelamatkan korban. Mengenai ular yang ditangkap itu bukan ular yang memangsa Zakaria juga dibenarkan pawang ular yang turut serta menangkap ular tersebut. "Ular ini bukan ular yang sedang dicari warga, tetapi ular yang lain," kata Syafii mengutip ucapan pawang ular tersebut.

Bahkan pawang ular memperkirakan di lokasi itu masih ada dua ekor lagi ular berukuran besar, termasuk ular yang memangsa pelajar SMP tersebut. Zakaria tewas dengan kondisi badannya remuk setelah dililit ular piton, Kamis (18/3). Peristiwa naas itu terjadi saat korban bersama tiga temannya mandi di Sungai Tembung.

Korban sempat dibawa ke RS Mitra Husada di Pekan Tembung, namun nyawanya tidak tertolong. Korban kemudian dibawa pulang ke rumahnya di Jalan Gambir Pasar VIII, Dusun VI Desa Sei Rotan, Kabupaten Deli Serdang.

Masyarakat disana juga merasa yakin piton mirip “Anaconda” yang disebut-sebut melilit pelajar SMP Penduduk Pasar VIII Tembug, Percut Sei Tuan itu masih bersarang dan bebas berkeliaran di kawasan Titi Tembug.

Namun, hingga menjelang sore, pawang ular yang sejak pagi tanpa lelah melakukan penyusuran pinggiran sungai Titi Sewa dengan membawa umpan berupa ayam hidup belum berhasil menangkap “Anaconda” yang disebut-sebut besarnya bagai ular raksasa itu.

Sudah Ada Sejak Lama

Informasi yang diterima dari warga sekitar, keberadaan ular berukuran raksasa itu belum dapat dipastikan, namun keberadaan ular piton putih sebagai penunggu Sungai Denai tersebut sudah ada sejak lama.

Salah seorang warga sekitar Anto menyebutkan ular sawah berukuran tiang listrik itu sudah sejak lama ada sebanyak dua ekor dengan jenis jantan dan betina. “Ular piton itu memang ada sejak lama dengan jenis jantan dan betina berukuran sebesar tiang listrik dengan panjang diperkirakan sekurang-kurangnya12 meter,” ungkap Anto. Disinggung mengenai ular Piton yang ditaklukkan oleh beberapa pawang dan warga. Anto mengatakan, membenarkan dengan jenis jantan.

Sementara warga lainnya belum mengetahui secara pasti keberadaan hewan melata itu yang telah mengambil korban. Hingga menjelang sore masyarakat secara bergelombang berdatangan hingga memadati pinggiran jembatan dan sungai Denai. (yes/ant)

No comments: