Jakarta -
Mulai 2015, PT PLN (Persero) berencana untuk mengimpor listrik dari
Malaysia untuk kebutuhan pelanggan PLN di Kalimantan. Ternyata listrik
asal Malaysia jauh lebih murah.
Direktur Perencanaan dan
Manajemen Risiko PLN, Murtaqi Syamsuddin mengatakan listrik yang bakal
dibeli PLN dari Malaysia jauh lebih murah. Listrik Malaysia harganya 9
sen (Rp 810) per Kwh.
PLN berencana untuk membeli listrik dari
Malaysia selama 5 tahun pada kontrak awalnya. Pembelian listrik dari
Malaysia ini dilakukan untuk kebutuhan pelanggan di Kalimantan dan bisa
memperkuat cadangan listrik PLN.
"Pembelian listrik juga berguna
untuk memperkuat cadangan kami, sehingga pada saat peak bisa sangat
membantu. kalau bisa hari ini beli, harganya mungkin sekitar 9 sen per
kwh sementara kalau kita produksi saat ini Rp 3.000 per kwh, jauh
perbedaannya," jelas Murtaqi di kantor Ditjen Listrik, Jalan Rasuna
Said, Jakarta, Jumat (20/4/2012).
Sebelumnya, Dirjen Listrik
Kementerian ESDM Djarman menjelaskan saat ini kebutuhan listrik di
daerah perbatasan cukup besar. Jadi PLN boleh mengimpor listrik asalkan
sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 42 Tahun 2012 soal
jual-beli listrik.
Rencananya PLN akan mulai mengimpor listrik
dari Malaysia pada 2015. Saat ini jaringan untuk mengimpor listrik dari
Sarawak sedang disiapkan.
PLN mengimpor listrik dari Sarawak
karena selain lokasi dekat, harga listrik dari daerah tersebut juga
lebih murah. Pemerintah yakin, bila proses pembelian ini terealisasi,
bisa menghemat biaya operasional.
"Harganya lebih murah. Di
daerah Kalimantan dan perbatasan sekitarnya yang dekat Malaysia butuh
suplai listrik karena rata-rata masih menggunakan BBM fosil," ujar
Jarman.
Jarman menambahkan, saat ini pasca terbitnya PP Nomor
42/2012, baru daerah Kalimantan Barat yang melakukan proses pembelian
listrik. Namun, pemerintah masih tetap mengupayakan daerah perbatasan
lain bila kekurangan pasokan listrik.
(dtc)
No comments:
Post a Comment