Soal Geert Wilders
Perro de Jong 23-01-2008
Bagaimana sikap orang Belanda di luar negeri terhadap film anti Al Qur'an yang akan dibuat politikus ekstrim kanan Belanda Geert Wilders? Pekan-pekan belakangan kedutaan besar Belanda di luar negeri, terutama di negara-negara Islam, sibuk menyusun rencana darurat.
Banyak yang menilai langkah itu berlebihan. Tetapi warga Belanda di luar negeri, terutama di negara Islam, menyikapinya sebagai bahaya yang saat ini pun sudah mereka rasakan. Lebih dari 1000 orang Belanda di luar negeri, memberikan pendapat tentang ribut-ribut seputar film Geert Wilders yang belum ditayangkan. Kebanyakan dari mereka tidak mengetahui tanggapan kedutaan besar. Namun di negara-negara Islam sembilan persen mengatakan telah dihubungi dan mendapat informasi dari kedutaan mereka. Orang Belanda di luar negeri terutama bersikap lugas. Mereka berpendapat bahwa media terlalu banyak menyoroti ucapan-ucapan Wilders. Mereka juga tidak punya hengkang ke Belanda selama beberapa waktu.
Bahaya
Tapi semuanya itu tidak berarti mereka tidak cemas akan posisi mereka atau posisi Wilders. Menurut sembilan dari sepuluh responden Belanda di luar negeri Wilderslah yang menghadapi bahaya. Separo dari mereka memperingatkan bahwa perusahaan Belanda kelak akan diboikot gara-gara film Wilders. Persentase yang lebih kecil lagi bahkan khawatir akan adanya serangan terhadap sasaran Belanda. Tapi yang paling mencolok adalah bahwa 43 persen orang Belanda di luar negeri menyatakan saat ini sudah terganggu bahkan mengalami bahaya gara-gara Wilders. Secara global delapan persen menyatakan terganggu.
Politik
Kendati demikian, mayoritas orang Belanda di negara-negara Islam berpendapat kalangan politik tidak perlu menindak film Wilders dan ia bebas mengeluarkan pendapat. Tapi menurut mereka Wilders mempolarisasi masyarakat Belanda dengan ucapan-ucapannya itu dan menghina orang banyak. Hampir duapertiga orang Belanda di luar negeri mengatakan Wilders menyuarakan apa yang ada di benak mereka. Menurut orang Belanda di luar negeri tanggung jawab berada di kalangan politik di Den Haag, Belanda. Tiga perempat dari mereka berpendapat partai-partai politik besar sampai sekarang tidak menangani masalah warga pendatang. Karena itulah Wilders mendapat peluang.
Berimbang
Pendapat orang Belanda di luar negeri berimbang terhadap peringatan Wilders soal islamisasi. Walaupun demikian, sekitar delapan persen orang Belanda di negara-negara Islam, menyatakan sependapat dengan Wilders bahwa Islam adalah budaya yang 'terbelakang'. Mayoritas kecil orang Belanda di luar negeri cemas akan pengaruh Islam di Belanda, tapi mereka yang tinggal di negara-negara Islam lebih optimis. Kedua kelompok menyatakan mustahil Belanda kelak akan diislamisasi. Mayoritas responden mengatakan bahwa Wilders tidak terlalu disorot di negara yang mereka tempati. Di lingkungan mereka sendiri pun tidak ada yang mengetahui ucapan-ucapan Wilders. Tapi kalau pun ada yang mengetahuinya, maka topik itu lebih populer daripada bunga tulip: 70 persen membicarakan Wilders. Dan mereka memang senang turut berbicara. Isu atau bukan, sekelompok kecil orang Belanda di luar negeri menyatakan tidak akan menonton film Wilders kalau ditayangkan lewat internet. Tapi yang lain ingin melihat dengan mata kepala sendiri apa sebenarnya yang menyebabkan ribut-ribut.
No comments:
Post a Comment