Thursday, May 8, 2014

KNTI Sumatera Reboisasi Mangrove Di Langkat

Langkat, 24/4 (Antara) – Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Region Sumatera melakukan penanaman kembali atau reboisasi mangrove di lahan register 8/L Desa Lubuk Kertang, Kabupaten Langkat.
“Di lahan register 8/L Desa Lubuk Kertang, kami melakukan penanaman 25.000 batang mangrove,” kata Presedium Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia Region Sumatera Tajruddin Hasibuan di Langkat, Kamis.
Ia menjelaskan, penanaman mangrove di pesisir Kecamatan Brandan Barat ini merupakan tindak lanjut dari apa yang sudah dilakukan sebelumnya di kawasan yang sama beberapa bulan yang lalu.
Kegiatan reboisasi itu juga melibatkan puluhan perempuan nelayan yang peduli terhadap penghijauan.
Selama ini kawasan tersebut telah beralih fungsi menjadi perkebunan kelapa sawit.
Kegiatan ini bertemakan “Menyelamatkan Mangrove, Keluarga Nelayan Tuai Kesejahteraan,” sekaligus juga dalam rangka memperingati Hari Bumi 2014.
Tajruddin menambahkan, sedikitnya 15.000 jiwa nelayan yang tersebar di delapan desa dan kelurahan, yaitu Perlis, Lubuk Kasih, Kelantan, Pangkalan Batu, Sei Bilah, Teluk Meku, kini turut aktif merehabilitasi hutan mangrove itu.
Dari berbagai kegiatan reboisasi yang dilakukan organisasi tersebut bersama masyarakat setempat, kini di lahan itu sudah bisa diselamatkan 1.200 hektare hutan mangrove, dan 525 hektare di antaranya telah direhabilitasi.
Bahkan seluas 292 hektare di antaranya telah dikembalikan fungsinya setelah sebelumnya dikonversi untuk perkebunan kelapa sawit sejak tahun 2009 oleh PT PNS.
Pihak KNTI Region Sumatera berharap, melalui penanaman kembali mangrove, kawasan hutan di pesisir Brandan Barat itu dapat kembali terjaga kelestariannya dan populasi biota laut, seperti ikan, udang, kepiting, kerang di kawasan tersebut semakin meningkat.
Dengan demikian, perekonomian 4.500 jiwa masyarakat nelayan Brandan Barat akan relatif lebih baik.
Secara terpisah, Kordinator Perempuan Nelayan Desa Perlis Kecamatan Brandan Barat, Rahimah menjelaskan bahwa sekarang ini pendapatan masyarakat nelayan di wilayah itu mulai meningkat pascareboisasi mangrove.
“Penghasilan nelayan sekarang ini bisa mencapai sekitar Rp2,5 juta per bulan, setelah mangrove kembali ditanami,” katanya.
Diakuinya, perbaikan kesejahteraan masyarakat nelayan di daerah itu tidak terlepas dari peran KNTI dan Kiara menggiatkan reboisasi mangrove.
Bahkan, lanjutnya, kaum perempuan di pesisir Brandan Barat kini juga bisa memperoleh tambahan penghasilan dari usaha kerajinan yang menggunakan bahan baku berbasis mangrove.
Para pengrajin di daerah itu menggunakan tanaman mangrove untuk dijadikan bahan baku sirup, makanan, maupun juga obat-obatan. (ANT/KR-IFZ)

No comments: