Tuesday, January 22, 2008

brita langkat

Benih Kedelai di Langkat Tidak Ada


Stabat,
Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Langkat, tahun 2007 sudah menerima bantuan benih dari pemerintah untuk tiga komediti yakni berupa benih padi,jagung dan kedelai untuk disalurkan kepada para petani.

“Memang benar kita sudah menerima bantuan bantuan benih dari pemerintah untuk tiga komediti yakni berupa benih padi,jagung dan kedelai untuk disalurkan kepada para petani,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Langkat H Basrah Daulay SP didampingi Kepala Seksi Pengembangan Produsen Tanamn Pangan dan Holtikulutura Ir Yusfik Helmi ketika menjawab pertanyaan wartawan mengenai kelangkaan kacang kedelai di Kabupaten Langkat, Senin (21/1) di ruang kerjanya.

Dijelaskannya, bantuan yang diberikan pemerintah dua dari tiga komediti sudah terealisasikan tahun 2007 yakni bibit padi sebanyak 830 ton dan 73 ton jagung, sedang untuk benih kedelai sebanyak 16 ton belum direalisasikan kepada para petani, karena tidak tersedianya benih kedelai di Langkat.

Sebenarnya, sambung Basrah, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Langkat tetap memberikan bantuan, hanya saja benih dari kedelai itu tidak dijumpai atu tidak ada tersedia dan untuk daerah Sumatera Utara saja Produsen tidak mampu menyediakan bibit benih hal itu yang menjadi salah satu faktor langkanya kedelai di daerah ini.

Di samping itu, faktor yang menjadi kendala langkanya kedelai karena para petani juga pada umumnya merasa enggan untuk menanam tanaman ini sebab untuk merawat tergolong cukup rumit, bahkan ketika panen harganya jualnya murah tidak sebanding dengan jerih payah para petani, hingga para petani lebih cenderung beralih ke tanaman lain seperti jagung.

Sebahagian besar para petani kini lebih banyak menanam jagung, karena perawatannya sangat mudah dan hasilnya pun jauh lebih memuaskan.

Seperti halnya untuk tanaman kedelai, jika 1 hektare dapat meraih hasil berkisar Rp1 juta, sedang untuk tanaman jagung, 1 hektare dapat meraih hasil berkisar Rp5 juta.

Selama ini juga varitas bibit kedelai tidak banyak, misalnya varitas kipas yang produksinya hanya 1,5 ton/hektare, harga bibit cukup mahal Rp8000/kilo, harga jual produksi harus dibawah harga kedelai impor antara Rp2000-Rp3000/kilonya dari segi ekonomi petani sangant dirugikan.

Basrah menjelaskan, pada tahun 2007 pihaknya mencanangkan penanaman kedelai seluas 4157 hektare, namun hanya terealisasi seluas 46,2 hektare, hingga terjadi penurunan mencapai 11,2 persen.

Sangat jauh dibandingkan dengan tanaman jagung yang target penanamannya seluas 17.206 hektare namun terealisasi mencapai 21.177 hektare, angka itu mengalami kenaikan hingga 12,3 persen.

Namun pada tahun 2008 ini, Dinas Pertanian dan Peternakan mencanangkan program penangkaran tanaman kedelai bagi para petani yakni dengan menanam kedelai pada awal Desember lalu sekitar 25 hektare dan pada Februari yang akan datang diharapkan akan dapat dilakukan pamanenan kacang kedelai, karena jangka waktu masa tanam kacang kedelai, tiga bulan lamanya, urai Bastah,(Analisa)

No comments: