Friday, October 16, 2015

Membangkitkan Usaha budidaya udang windu di Kabupaten Aceh Tamiang

Bupati Aceh Tamiang H Hamdan Sati, Senin (5/10) melakukan panen udang windu demfarm program di lokasi tambak Kampung Matang Seeping, Kecamatan Banda Mulia, Kabupaten Aceh Tamiang. Kegiatan ini biusa dikatakan untuk menandai kebangkitan kembali usaha budidaya udang windu di daerah tersebut.

Usaha budidaya udang windu di Kabupaten Aceh Tamiang bukan hal baru, melainkan kegiatan yang sudah sejak dulu dilakukan masyarakat pesisir. Bahkan pada era 1980-an komoditas udang windu menjadi primadona petambak.

"Redupnya budidaya udang windu dalam beberapa tahun lalu dikarenakan berbagai kendala, salah satunya mewabahnya penyakit yang disebabkan virus, sehingga mengakibatkan kerugian besar bagi para pembudidaya udang," kata Hamdan di sela acara panen.

Mewabahnya penyakit, kata bupati, disertai kondisi keamanan Aceh yang kurang kondusif, mengakibatkan banyak tambak khususnya di Aceh Tamiang terlantar. 

Oleh karena itu, pemkab melalui Dinas Kelautan dan Perikanan melakukan rehabilitasi tambak masyarakat yang terlantar dengan sumber dana alokasi khusus (DAK) dan otonomi khusus (Otsus) dengan harapan usaha budidaya udang dapat kembali bangkit.

Bupati menjelaskan, perairan Aceh Tamiang merupakan penghasil induk udang windu terbaik di Asia Tenggara. 

Dan sudah seharusnya budidaya udang windu dikembangkan agar perekonomian masyarakat pesisir menjadi meningkat.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh Tamiang Agustin mengatakan, demfarm program peningkatan sumberdaya perikanan budidaya merupakan program unggulan Direktorat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) dan masyarakat pesisir.

Menurut Agustin, kegiatan tersebut dilakukan bekerjasama dengan Balai Perikanan Budidaya Ujung Batee, sebagai kegiatan percontohan yang dilaksanakan langsung oleh kelompok pembudidaya dengan sistem kawasan (cluster), pelaksanaannya dilakukan secara serentak agar terhindar dari serangan penyakit.

Adapun kelompok yang terpilih dari rangkaian proses identifikasi calon lokasi dan calon penerima (CLCP) manfaat, adalah Kelompok Subur Jaya di Kampung Matang Seping beranggotakan 20 orang dengan luas areal tambak 5,6 hektare, diberikan sebanyak 1,08 juta ekor benur.

"Saat ini untuk merahab saluran tambak masyarakat diperoleh alokasi dana dari Kementerian Kelautan dan perikanan berupa kegiatan Pengelolaan Irigasi Tambak Partisipatif di dua lokasi tambak yakni di Kampung Matang Seping dan Kampung Baru, Kecamatan Seruway.

Program ini sangat besar manfaatnya dan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat, sehingga diharapkan terus berlanjut pada tahun mendatang," katanya.

Turut hadir dalam acara tersebut Kapolres Aceh Tamiang AKBP Yoga Prasetyo SIK, Kajari Kualasimpang Amir Sarifuddin, Sekda Aceh Tamiang Ir Razuardi Ibrahim, Dandim 0104/Aceh Timur Letkol Inf Endra Saputra Kesuma, serta tokoh masyarakat Banda Mulia. (KT&T/medanbisnis)

No comments: