Makassar : Peneliti Indonesia tengah mengembangkan
bibit udang windu (Penaeus monodon) yang tahan penyakit terutama
serangan virus sindrom bintik putih (white spot syndrome virus/WSSV).
“Saat ini telah berhasil dikembangkan bibit indukannya. Nantinya
indukan ini akan diuji tingkat daya tahannya terhadap penyakit setelah
berusia 18-24 bulan,” kata Andi Parenrengi, peneliti yang menjadikan
temuan ini sebagai bahan desertasinya.
Menurut Andi, bila penelitian ini berhasil dan terbukti bisa menjadi
bibit unggul udang windu yang tahan WSSV, besar kemungkinan Indonesia
akan kembali bisa menjadi produsen udang yang terbesar di dunia.
Udang windu, atau yang juga dikenal dengan sebutan giant tiger,
adalah varietas udang asli Indonesia. Udang jenis ini memiliki nilai
ekonomis yang tinggi, terutama di pasar ekspor.
Namun akibat serangan WVVS yang demikian masif, banyak usaha tambak
udang windu yang gulung tikar dan petambak pun beralih memelihara udang
putih atau udang vaname (Pennaeus vannamei).
“Meskipun banyak petambak yang berhenti membudidayakan udang windu,
kami tetap menjadikan penelitian bibit unggul udang windu tahan virus
ini sebagai salah satu fokus pengembangan karena udang jenis ini adalah
khas Indonesia,” kata Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya
Air Payau (BPPBAP), Dr. Rachmansyah di Maros, Sulawesi Selatan.
Masih menurut Rachmansyah, selain pengembangan bibit unggul, BPPBAP
juga berhasil mengembangkan teknik Elisa untuk mendeteksi WSSV yang
lebih cepat dan lebih murah di lapangan daripada uji di laboratorium.
(ant)
No comments:
Post a Comment