Tuesday, February 12, 2008

Plus-Minus Tim H.Syamsul Arifin SE

Januari 27, 2008

Rasanya seluruh bulu roma Amir berdiri pada saat suara azan berkumandang ketika akan melepas pasangan Calon Gubernur Sumatera Utara dan Wakilnya, H. Syamsul Arifin SE - Ir Gatot Pujonugroho. Dimana merupakan bagian dari rentetan ritual prosesi acara deklarasi pasangan calon, sebelum akhirnya kedua pasangan Cagub dan Cawagub tersebut diantar ke KPU Sumut, ungkap Amir mengawali ceritanya kepada Fauzi, pada saat keduanya terlibat dalam sebuah percakapan di salah satu stand pusat jajanan Merdeka Walk.

“Hayya’alallfallah” yang artinya mari merahi kemenangan, pada saat itulah kedua pasangan Cagub dan Cawagub dilepas dari Rumah Gadang Badan Musyawarah masyarakat Minang (BM 3) Jalan IAIN Sutomo, Kamis silam.
Kata Amir, tidaklah berlebihan banyak hal diluar dugaan dan kebetulan sangat berkaitan dengan kondisi proses perjalanan H. Syamsul Arifin SE pada saat akan mendaftarkan dirinya sebagai Cagubsu.

Sebut saja seperti, slogan yang dikampanyekan tim pemenang H. Syamsul Arifin SE selama ini, “Ayo Besarkan Sumatera Utara” yang “Besar” diartikan Bersama Syamsul Arifin, atau Gubernur yang besar sesuai dengan postur tubuhnya yang besar. Dan secara kebetulan beliau diberangkatkan dari Rumah Gadang BM3, “Gadang” dalam bahasa minangnya yang artinya “Besar”.
Jadi sangatlah layak kalau Cagubsu yang besar itu diberangkatkan dari rumah yang besar pula, begitu pula dengan jumlah Partai pendukungnya yang berjumlah 12 Parpol, dan hal itu merupakan jumlah Parpol pendukung yang cukup besar bila dibandingkan dengan Parpol pendukung pasangan Cagub dan Cawagub yang lain, papar Amir.

Pada hal lanjut Amir penggunaan rumah gadang BM3 itu tidak ada direncanakan sebelumnya, karena menurut informasi dari salah seorang tim pemenang H. Syamsul Arifin SE, awalnya acara tersebut direncanakan di gedung ex kampus IAIN Sumatera Utara, akan tetapi dengan alasan tertentu oleh pihak pengelola tidak dibenarkan penggunaanya, pada hal sebelumnya telah mendapatkan izin.

Mendengar penjelasan Amir , Fauzi hanya mengangguk-anggukan kepalanya dan sesekali sembari memain-mainkan sendok yang ada digelas kopinya.

“Aku berkeyakinan sekali kalau semuanya itu tidaklah kebetulan, akan tetapi semuanya itu sudah menjadi kehendak Maha pencipta yang mengatur segala baik dan buruknya di muka bumi ini”, ujar Amir kembali menegaskan.
Tapi kamu harus ingat Mir, bahwa dalam dunia politik tidak sesederhana seperti yang kamu pikirkan selama ini, apalagi H.Syamsul Arifin SE didukung oleh banyak Parpol, tentunya banyak kepentingan yang ada dalam kualisi Parpol pendukung tersebut, tukas Fauzi menyambung perkataan Amir.

Dan meminjam perkataan orang bijak, bahwa menyatukan banyak pikiran itu sebuah pekerjaan yang sulit, tapi yang lebih sulit lagi untuk menjaganya, apalagi yang disatukan itu partai politik.
Bagaimanapun akan terjadi tarik menarik kepentingan yang cukup kuat diantara sesama Parpol pendukung, seperti halnya soal penentuan Cawagub yang belum lama ini telah menuai protes dari salah satu Parpol pendukung (PBB red), dan bila permasalahan itu tidak disikapi dengan arif, santun, elegan dan bijaksana, bukan tidak mungkin akan menimbulkan konplik yang berkepanjangan.

Mendengar ungkapan Fauzi, sesaat kening Amir berkerut dan balas menjawab. Untuk persolan itu aku pikir akan mampu diatasi oleh H.Syamsul Arifin, dan aku punya alasan tersendiri untuk hal itu.

Sebab seperti yang disampaikan H. Syamsul Arifin SE selama ini bahwa orang bodoh itu akan dikalahkan oleh orang yang pintar, dan orang pintar itu hanya dapat dikalahkan orang yang bijak , selanjutnya orang bijak itu hanya dapat dikalahkan oleh orang yang betua, dan orang betua itu adalah dirinya.

Dan hal itu dapat dilihat dari proses perjalanan beliau ketika pertama kali merintis karir di pemerintahan, dimana beliau lah untuk pertama kalinya seorang Bupati yang diangkat dari kalangan swasta. Pada hal ketika itu kekuasaan rezim orde baru masih sangat berpengaruh.

Untuk itu sangatlah tidak berlebihan kalau keyakinan ku H. Syamsul Arifin SE dapat mengatasinya sesuai tua badan yang ada pada dirinya, ujar Amir sembari meneguk kopinya yang terakhir.

Namun belum lagi Amir meletakkan gelasnya kemeja, Fauzi kembali menimpalinya. Apa yang kamu katakan itu tidak lah salah, tapi yang menjadi pertanyaan apakah semua persoalan dapat diselesaikan dengan tua badan saja. Dan sekali lagi yang harus kamu ingat adalah bahwa didalam dunia politik tidak ada istilah persahabatan yang kekal, tapi yang ada adalah kepentingan yang sejati, dan untuk mewujudkan kepentingan itu, orang akan rela melakukan segala cara.

Begitu pula halnya dengan informasi yang kini mulai mencuat dipermukaan bahwa telah terjadi gesekan antara sesama tim pendukung ditingkat lapisan bawah, karena kurang transparansinya informasi yang diterima sesama tim pendukung, baik itu yang berasal dari kelompok relawan dan parpol pendukung.

Tersirat kabar bahwa sesama pendukung mengaku-ngaku bahwa kelompoknya orang dekat H. Syamsul Arifin, dan ironisnya lagi seakan dilegalkan sikap para pengurus tim para pemenang. Bahkan sebagian melihat ada yang kurang pas dalam meletakan kebersamaan diantara sesama tim pemenang.

Kali ini Amir hanya bisa terdiam dan mengisap rokoknya dalam-dalam, setelah mendengarkan semua yang dipaparkan Fauzi. Dalam benaknya, ia teringat mendengar pengakuan salah seorang relawan dari salah satu Kabupaten/Kota yang sangat kuwatir dengan munculnya rencana penyatuan tim pemenang.

Alasannya, bahwa selama ini kelompoknya telah bekerja sejak awal melakukan sosialisasi dan membentuk tim pemenang sampai ketingkat desa, dan semua kegiatan itu dilakukan dengan cara swadaya. Tapi tiba-tiba saja berselang beberapa minggu sebelum H. Syamsul Arifin SE mendaftarkan dirinya menjadi Cagub ke KPU malah muncul kelompok jaringan relawan lain yang mengaku-ngaku sebagai tim yang sah ditunjuk langsung H. Syamsul Arifin SE. Lalu bagaimana pula dengan rencana penyatuan tim pemenang yang akan dibentuk, dimana akan melibatkan dari kelompok relawan dan Parpol.

“Maaf bang, sebentar lagi tempatnya akan ditutup, teguran seorang pramusaji itu menyadarkan Amir dan Fauzi, kiranya tanpa disadari keduanya terjerumus dalam pemikiran masing-masing dimana pada saat itu waktu menunjukan pukul 00.35 wib.
Apa yang kamu katakan itu Zi, sepertinya ada benarnya, dan semoga saja dengan niat ihklas H. Syamsul Arifin SE untuk membesarkan Sumatera Utara dan tua badan yang ada padanya mencairkan semua kemungkinan yang terjadi dan bakal terjadi.
Selanjutnya secara bersama-sama keduanya melangkah ke lokasi parkir, dimana yang tersisa saat itu tinggal mobil jeep tua yang dengan setia mengantarkan Amir selama ini.***

Oleh : Maizen Saftana SH

http://unthe.wordpress.com/2008/01/27/plus-minus-tim-hsyamsul-arifin-se/

No comments: