Sunday, February 17, 2008

TNI AL Manfaatkan Radar Pemantau Amankan Selat Malaka dari Perompak

Mengamankan perairan Selat Malaka dari aksi perampokan dan pembajakan dibangun radar pemantau Selat Malaka atau Integratet Maritime Surveilance System (IMSS) di sepanjang pulau Sumatera. Dua unit di antaranya berada di kawasan hukum Lanal Tanjung Balai Asahan yakni Pagurangan (Bandar Khalifah) dan Bagan Asahan .

“Kita ketahui, Selat Malaka ini merupakan urat nadi atau tumpuan perdagangan dunia terutama untuk kawasan Asia selatan dan pada tahun 2004 lalu tercatat terjadi beberapakali perisitiwa perompakan atau pembajakan terhadap kapal kapal yang melintas di perairan perdagangan terpadat di dunia ini,” kata Asisten Operasi Kepal Staf Angkatan Laut (Asops Kasal) Laksdya TNI Mukhlas Siddik MAP didampingi Kadis Senlekal Laksma Bambang Dariyanto, Kadis Komlekal Laksma Saleh Abdurrahman, Kadis Paslanal Laksma Bambang Wahyudi , Kadis Infolahtal Laksma Iwan Kustiawan, Danlal TBA Letkol Laut (p) Dri Suatmadji, Palaksa Lanal TBA Kapten laut (p) Nico Firmansyah dan Pasops Lanal TBA Lettu laut (p) Wisnu Ardiyansyah saat meninjau IMSS di Desan Bagan Asahan Tanjung Balai Asahan, Jumat (15/2).

Asops Kasal menyebutkan, kondisi Selat Malaka yang sangat startegis bagi perdagangan dunia, namun rawan terhadap aksi perompakan membuat negara negara besar seperti Amerika, Jepang dan lainnya ingin menempatkan pasukannya di sekitar Selat Malaka.

Namun hal ini jelas ditolak Pemerintah RI, Malaysia dan Singapura yang memiliki kawasan perairan Selat Malaka. Sebagai negara berdaulat, RI bersama Malaysia dan Singapura tidak menginginkan kehadiran pasukan asing untuk mengamankan Selat Malaka.

Kerjasama

Ketiga negara yang berdaulat ini menjalin kerjasama agar dapat mengamankan perairan Selat Malaka dengan cara melakukan patroli keamanan, masing masing setiap negara mengeluarkan kapal perangnya.

“Upaya pengamanan Selat Malaka sudah dilakukan melalui kerjasama antar negara dan cara lainnya yakni, dengan cara memasang radar pemantau Selat Malaka (IMSS) di sepanjang Pulau Sumatera, hingga setiap kapal yang lalu lalang di selat malaka dapat dipantau dan diawasi,” katanya.

Jarak jangkau IMSS ini, kata Asops Kasal juga sudah mampu memantau seluruh kawasan perairan selat malaka bahkan sampai ke kawasan pantai Malaysia. Bila ada kapal yang berbobot lebih 300 ton melintas, dapat terlihat diradar bahkan bila posisinya lebih dekat dengan radar akan dapat terlihat melalui kamera pengawas.

Bila terjadi tindak kejahatan dilaut dan terpantau radar, petugas keamanan akan lebih mudah memburu pelakunya dengan tepat dan cepat.

“Jadi radar pemantau ini sengaja dipasang disepanjang selat malaka mulai dari Aceh sampai ke Bandar Lampung atau sepanjang pantai timur Sumatera,hingga apapun peristiwa di sepanjang peraiaran ini akan terpantau petugas melalui radar dan penanganan yang terkoordinir dan terpadu diharapkan dapat menangkap pelaku kejahatan di laut,” ujarnya.

Sementara Ketua DPRD Tanjung Balai Romainur BA mengatakan, sangat bersyukur dengan pembangunan IMSS di kawasan pantai Asahan ini sebab yang selama ini menjadi korban perompakan dan pembajakan di laut juga, nelayan asal Kota Tanjung Balai. Walaupun radar ini bukan di wilayah administratif Tanjung Balai, namun fungsi dan keberadaannya sangat penting bagi warga Tanjung Balai yang sehari hari mencari ikan di laut.

“Setelah saya melihat peralatan radar ini maka harapan kedepan seluruh masyarakat yang beraktivitas di laut menjadi aman dari aksi aksi kejahatan,” tuturnya (AnD)

No comments: